30 Juni, Satu Hari 24 Jam Lebih 1 Detik

PASBERITA.comTahun kabisat tentu sudah akrab di telinga banyak orang, tetapi bagaimana dengan detik kabisat? Meski tidak populer, detik kabisat akan membuat pengaruh besar bagi kehidupan manusia di tanggal 30 Juni ini.

Ya, berkat penambahan detik kabisat, tanggal 30 Juni nanti, satu hari akan ada lebih dari 24 jam, tepatnya 24 jam 1 detik. Satu detik itu perlu ditambahkan setelah pukul 23:59:59 agar waktu di Bumi sama persis dengan jam atom.

Perlu diketahui, jam atom adalah pengukur waktu dengan keakuratan tingkat tinggi yang dipakai untuk perhitungan waktu teknologi canggih, seperti radio dan internet. Jam spesial ini menjadi pengukur waktu harian Bumi kedua setelah rotasi Bumi itu sendiri.

Mengapa detik kabisat diperlukan?

Masalah muncul saat putaran Bumi yang cenderung melambat. Akibat berbagai faktor alam, seperti gaya tarik planet (termasuk Bulan dan Matahari), pergerakan lempeng Bumi, gempa, gunung meletus, dan melelehnya es kutub, Bumi berputar lebih lambat 2,5 mili detik per hari sejak tahun 1820. Imbasnya, di tahun 1972 lalu saja, jam atom lebih cepat 10 detik dari rotasi Bumi.

Nah, untuk mengkompensasi melambatnya perputaran Bumi itu, ilmuwan perlu menambahkan 'detik kabisat' di jam dunia selama beberapa kali. Dan waktu yang biasa dipilih adalah pertengahan tahun, atau akhir Juni 2015.

"Singkatnya, perputaran Bumi semakin lambat. Sehingga di hari itu (30 Juni) tidak lagi mempunyai 86.400 detik, tetapi 86.401 detik," ujar Nick Stamatakos, ilmuwan dari US Naval Observatory, Januari lalu, pada The Telegraph.

Hal-hal mengerikan terjadi pada umat manusia

Penambahan waktu meski satu detik saja diyakini dapat menyebabkan bencana pada server internet di dunia. Situs-situs di dunia bisa mengalami crash atau down secara bersamaan karena harus beradaptasi dengan penambahan waktu tadi. Berbagai sektor, seperti telekomunikasi, transportasi, hingga perbankan pun bisa menjadi korban.

Di sektor telekomunikasi, misalnya. Tanggal 30 Juni 2012 lalu saat detik kabisat ditambahkan, situs-situs besar seperti Reddit dan LinkedIn dilaporkan mengalami crash besar-besaran akibat tidak mampu beradaptasi dengan waktu baru bumi. Bahkan, banyak tautan internet yang mati hanya karena bonus 1 detik itu.

Mimpi buruk juga dialami oleh maskapai Qantas Airlines asal Australia. Di hari yang sama tiga tahun lalu, seluruh sistem online mereka, termasuk pemesanan penerbangan mati selama dua jam. Kontan hal itu menimbulkan masalah besar di mana banyak penerbangan akhirnya bermasalah.

Demikian halnya dengan dunia perbankan dan saham dunia yang saat ini sudah terkoneksi dengan internet. Misalnya jika down atau crashdialami oleh media info saham terbesar di dunia,Bloomberg, tentu perdagangan saham dunia akan terguncang.

Senada dengan hal itu, apabila kasus itu terjadi pada situs-situs bank, kegagalan transfer online atau terganggunya data base perbankan bukan tidak mungkin akan terjadi.

Masalah itu juga diprediksi akan menjalar ke dunia situs jual beli alias e-commerce yang bergantung pada situs perbankan untuk setiap kegiatannya. Bayangkan bila uang yang sudah Anda trasfer untuk membeli barang di online shop tiba-tiba tidak terdata? Dan itu dialami oleh orang di seluruh dunia!

Jam dunia akan berubah selamanya

Selain itu, para ahli juga takut bila terlalu banyak detik kabisat (tahun ini adalah detik kabisat ke-26 sejak tahun 1972), akan merusak patokan waktu dunia, yakni Greenwich Mean Time (GMT).

"Pengamat takut bila detik kabisat bisa merubah GMT untuk selamanya. Sebab, di masa depan akan mustahil untuk menambah menit atau jam kabisat di waktu global (saat perlambatan rotasi Bumi semakin parah)," lanjut laporan The Telegraph.

Detik kabisat dihapus, Natal tak lagi bersalju

Melihat banyaknya masalah yang ditimbulkan oleh detik kabisat, tentu banyak orang yang ingin menghapuskan sistem ini. Secara teknis, tidak ada masalah bila detik kabisat dihapus.

Akan tetapi, penghapusan detik kabisat bisa membuat manusia tidak akan sadar bila di tahun 2700 nanti satu hari di bumi menjadi 24,5 jam. Musim-musim, seperti musim semi, akan datang semakin terlambat dari tahun ke tahun.

Turunnya salju yang sering datang bersamaan dengan Natal pun (di belahan Bumi utara) mungkin tidak akan lagi bisa dilihat manusia demikian dilansir Merdeka.com dari sumber The Telegraph, Daily Mail, Gizmag, ScienceAlert, International Earth Rotation and Reference Systems.





 

Sumber
via PAs Berita

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama