PASBERITA.com - Joko Widodo tidak bisa dibiarkan lama menjadi presiden. Sudah banyak bukti apa yang diucapkan Jokowi bertolak belakang dengan kebijakan yang dibuatnya.
"Tidak ada jalan lain, jika (Jokowi) dibiarkan lebih lama menjadi presiden, negara ini akan hancur berkeping-keping," ujar Ketua DPP Partai Gerindra Iwan Sumule kepada redaksi RMOL, kemarin malam.
Bukti terbaru, kata Sumule yang juga jurubicara aktivis ProDemokrasi (ProDem), Jokowi memutuskan akan meminjam utang sebesar 2,5 miliar dolar AS atau setara Rp 32,5 triliun kepada Bank Dunia. Padahal di forum Konferensi Asia Afrika yang digelar belum lama ini, Jokowi menyerukan untuk tidak bergantung kepada lembaga donor salah satunya Bank Dunia.
"Pidato Jokowi di KAA terbukti cuma pencitraan. Seruan Jokowi tidak boleh bergantung kepada lembaga donor seperti World Bank, IMF, ADB dan lembaga donor lainnya hanya omong kosong dan bualan belaka," katanya.
"Jokowi terbukti tak mampu menutupi "kebocoran" seperti yang kerap diungkap Prabowo (Prabowo Subianto). Jokowi terbukti telah gagal mengelola negara," demikian Sumule.
Kepastian pemerintahan Jokowi akan berutang sebesar Rp 32,5 triliun kepada Bank Dunia disampaikan Direktur Bank Dunia untuk Indonesia Rodrigo A Chaves.
Menurut dia, pencairan utang tersebut adalah bagian dari kesepakatan Bank Dunia dengan pemerintah Indonesia pada Mei lalu. Pinjaman tersebut akan dialokasikan untuk pembangunan infrastruktur dan pembangunan sumber daya manusia.
"Jumlah sebesar 2,5 miliar dolar masih estimasi sebetulnya. Kalau pemerintah cepat melaksanakan proyek di sektor yang kami sebutkan, maka kami juga akan cepat menggelontorkan dana itu. Tapi kalau lambat ya sebaliknya," jelas Chaves saat ditemui wartawan di Fairmnont Hotel, Jakarta, kemarin.(*)
"Tidak ada jalan lain, jika (Jokowi) dibiarkan lebih lama menjadi presiden, negara ini akan hancur berkeping-keping," ujar Ketua DPP Partai Gerindra Iwan Sumule kepada redaksi RMOL, kemarin malam.
Bukti terbaru, kata Sumule yang juga jurubicara aktivis ProDemokrasi (ProDem), Jokowi memutuskan akan meminjam utang sebesar 2,5 miliar dolar AS atau setara Rp 32,5 triliun kepada Bank Dunia. Padahal di forum Konferensi Asia Afrika yang digelar belum lama ini, Jokowi menyerukan untuk tidak bergantung kepada lembaga donor salah satunya Bank Dunia.
"Pidato Jokowi di KAA terbukti cuma pencitraan. Seruan Jokowi tidak boleh bergantung kepada lembaga donor seperti World Bank, IMF, ADB dan lembaga donor lainnya hanya omong kosong dan bualan belaka," katanya.
"Jokowi terbukti tak mampu menutupi "kebocoran" seperti yang kerap diungkap Prabowo (Prabowo Subianto). Jokowi terbukti telah gagal mengelola negara," demikian Sumule.
Kepastian pemerintahan Jokowi akan berutang sebesar Rp 32,5 triliun kepada Bank Dunia disampaikan Direktur Bank Dunia untuk Indonesia Rodrigo A Chaves.
Menurut dia, pencairan utang tersebut adalah bagian dari kesepakatan Bank Dunia dengan pemerintah Indonesia pada Mei lalu. Pinjaman tersebut akan dialokasikan untuk pembangunan infrastruktur dan pembangunan sumber daya manusia.
"Jumlah sebesar 2,5 miliar dolar masih estimasi sebetulnya. Kalau pemerintah cepat melaksanakan proyek di sektor yang kami sebutkan, maka kami juga akan cepat menggelontorkan dana itu. Tapi kalau lambat ya sebaliknya," jelas Chaves saat ditemui wartawan di Fairmnont Hotel, Jakarta, kemarin.(*)
Sumber
via PAs Berita
Tags
Pasberita