Ilustrasi |
MediaTangerang.com, - Sebanyak 11 kecamatan di Kabupaten Lebak, Banten ditetapkan status 1darurat air bersih akibat dampak kemarau berkepanjangan di daerah itu.
"Kami selama dua bulan terakhir ini terus menyalurkan bantuan air bersih ke desa-desa yang dilanda kesulitan air bersih itu," kata Kepala Pelaksana Harian Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak, Kaprawi di Lebak, Rabu (26/8/2015).
Krisis air bersih di 11 kecamatan itu akibat dampak kemarau berkepanjangan yang menyebabkan sumur dan sumber air mengering.
Ke-11 kecamatan itu antara lain Warunggunung, Cibadak, Curugbitung, Kalanganyar, Maja, Cimarga, Kalanganyar, Cihara, Rangkasbitung, Bayah, Cilograng dan Wanasalam.
Masyarakat di daerah itu sudah langganan krisis air bersih jika memasuki musim kemarau terlebih tidak turun selama 2,5 bulan.
"Kami hari ini mendistribusikan air bersih ke wilayah selatan yang ada di empat kecamatan antara lain Bayah, Cilograng, Wanasalam dan Cihara," katanya seperti ditulis Kabar24.
Menurut dia, pemerintah daerah menetapkan status darurat air bersih akibat dampak kemarau berkepanjangan tersebut.
Warga mendapatkan air bersih dari pedagang keliling juga mencari ke sungai-sungai dengan jarak tempuh mencapai empat sampai enan kilometer dari permukiman.
"Kami berharap bantuan pendistribusian air bersih bisa memenuhi kebutuhan warga untuk mandi, cuci dan kakus (MCK)," katanya.
Mereka setiap hari menyalurkan bantuan pasokan air bersih setelah masyarakat mengajukan permohonan bantuan air bersih.
"Kami akan bergerak cepat setelah warga mengajukan permintaan air bersih," katanya.
Sementara itu, para warga Kecamatan Bayah membawa ember maupun jerigen untuk menampung air bersih setelah bantuan air dari BPBD datang.
Mereka warga secara bergiliran untuk mendapatkan air bersih dengan mengantri dengan tertib.
"Kami merasa lega menerima bantuan air bersih dari BPBD dan PMI setempat dan diharapkan berlanjut hingga memasuki musim hujan," kata Yayan, warga Kecamatan Bayah, Kabupaten Lebak.
"Kami selama dua bulan terakhir ini terus menyalurkan bantuan air bersih ke desa-desa yang dilanda kesulitan air bersih itu," kata Kepala Pelaksana Harian Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak, Kaprawi di Lebak, Rabu (26/8/2015).
Krisis air bersih di 11 kecamatan itu akibat dampak kemarau berkepanjangan yang menyebabkan sumur dan sumber air mengering.
Ke-11 kecamatan itu antara lain Warunggunung, Cibadak, Curugbitung, Kalanganyar, Maja, Cimarga, Kalanganyar, Cihara, Rangkasbitung, Bayah, Cilograng dan Wanasalam.
Masyarakat di daerah itu sudah langganan krisis air bersih jika memasuki musim kemarau terlebih tidak turun selama 2,5 bulan.
"Kami hari ini mendistribusikan air bersih ke wilayah selatan yang ada di empat kecamatan antara lain Bayah, Cilograng, Wanasalam dan Cihara," katanya seperti ditulis Kabar24.
Menurut dia, pemerintah daerah menetapkan status darurat air bersih akibat dampak kemarau berkepanjangan tersebut.
Warga mendapatkan air bersih dari pedagang keliling juga mencari ke sungai-sungai dengan jarak tempuh mencapai empat sampai enan kilometer dari permukiman.
"Kami berharap bantuan pendistribusian air bersih bisa memenuhi kebutuhan warga untuk mandi, cuci dan kakus (MCK)," katanya.
Mereka setiap hari menyalurkan bantuan pasokan air bersih setelah masyarakat mengajukan permohonan bantuan air bersih.
"Kami akan bergerak cepat setelah warga mengajukan permintaan air bersih," katanya.
Sementara itu, para warga Kecamatan Bayah membawa ember maupun jerigen untuk menampung air bersih setelah bantuan air dari BPBD datang.
Mereka warga secara bergiliran untuk mendapatkan air bersih dengan mengantri dengan tertib.
"Kami merasa lega menerima bantuan air bersih dari BPBD dan PMI setempat dan diharapkan berlanjut hingga memasuki musim hujan," kata Yayan, warga Kecamatan Bayah, Kabupaten Lebak.
Sumber
via Media Tangerang
Tags
tangerang