Mungkin tidak semua, tapi seringkali kita memberikan solusi terhadap sebuah masalah bukan di akar masalahnya. Ibaratnya gatal di telinga, tetapi hidung yang digaruk, sehingga masalah bukannya selesai, malah semakin bertambah.
Lalu apakah ini ada kaitannya dengan perilaku mahasiswa di masa lalu yang notabene adalah calon-calon pemimpin bangsa? Mari kita lihat, di awal kuliah untuk mahasiswa baru biasanya dilakukan ospek, dulu namanya perploncoan. Betul-betul diplonco, sehingga outputnya adalah rasa sakit hati terhadap senior. Mereka disuruh melakukan hal-hal yang tidak masuk akal, di luar akal sehat karena terkadang disertai kekerasan fisik. Tak bisa dipungkiri situasi ini melahirkan generasi pendendam.
Kemana dendam tersalurkan? Sayangnya bukan pada tempat yang tepat, sasaran pelampiasan adalah mahasiswa berikutnya, yaitu mahasiswa baru. Ini jelas merupakan anomali, lain yang berbuat lain pula yang menerima akibat. Salah sasaran yang dipiara bertahun-tahun, dan akhirnya membudaya. Lain yang gatal lain pula yang di garuk, maka tak heran ketika akhirnya mereka menjadi pemimpin kelak, budaya salah asuhan tetap lestari.
Dan apakah kebiasaan ngeles serta budaya kambing hitam yang sering dipertontonkan akhir-akhir ini akibat pendidikan salah asuhan tersebut? Wallahualam, belum ada risetnya. Terasa ada, namun terbukti belum.
Androecia Darwis
Jakarta 25 Agustus 2015
The post Budaya Kambing Hitam; Gatal di Telinga, Cotton Bud Masuk Ke Hidung appeared first on Bekasi Media.
Sumber Suara Jakarta