Presiden Jokowi dan Wakil Presiden Jusuf Kalla |
MediaTangerang.com, - Mantan Menteri Keuangan era Orde Baru, Fuad Bawazier, meyakini bahwa tidak ada niat dari pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla untuk membuat perekonomian RI terpuruk. Meski begitu, dia melihat ada sejumlah titik kesalahan fatal.
"Saya yakin tidak ada niat pemerintah Jokowi-JK untuk menjerumuskan ekonomi RI. Niatnya, pemerintahan siapa pun pasti baik," kata Fuad dalam sebuah diskusi di Jakarta, Rabu (26/8/2015) malam.
Menteri yang menjabat sebelum lengsernya Soeharto itu mengatakan, kesalahan Presiden Jokowi adalah menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM). Padahal, ia yakin pemerintah kala itu sudah tahu bahwa tren penurunan akan terjadi pada harga minyak mentah dunia.
"Kesalahan fatal dan konyol. Kenapa? Sudah tahu harga BBM (bahan bakar minyak) bakal turun trennya, dia malah men-trigger inflasi. Jadinya, daya beli konsumsi turun," ucap Fuad seperti diberitakan Kompas.com.
Fuad mengatakan, kebijakan tersebut merupakan kesalahan strategis pemerintah. Sementara itu, pemerintah sudah tahu bahwa kekuatan ekonomi terbesar RI adalah konsumsi rumah tangga.
"Kekuatan ekonomi terbesar itu dimulai dari konsumsi. Tiba-tiba mesin ini digebuk oleh pemerintah," kata dia.
Menteri yang menggantikan Marie Muhammad itu tampak lebih kecewa lagi lantaran pada saat harga minyak mentah dunia terus melorot dalam beberapa hari terakhir, pemerintah belum juga melakukan evaluasi harga jual BBM. Dia pun sungguh menyayangkan apabila rakyat harus menyubsidi negara.
"Jadi, soal menaikkan harga BBM ini bukan masalah berani, tetapi lo (kamu) enggak ngerti. Akhirnya, kau memulai, kau yang susah, kau yang harus mengakhiri," ucap Fuad.
"Saya yakin tidak ada niat pemerintah Jokowi-JK untuk menjerumuskan ekonomi RI. Niatnya, pemerintahan siapa pun pasti baik," kata Fuad dalam sebuah diskusi di Jakarta, Rabu (26/8/2015) malam.
Menteri yang menjabat sebelum lengsernya Soeharto itu mengatakan, kesalahan Presiden Jokowi adalah menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM). Padahal, ia yakin pemerintah kala itu sudah tahu bahwa tren penurunan akan terjadi pada harga minyak mentah dunia.
"Kesalahan fatal dan konyol. Kenapa? Sudah tahu harga BBM (bahan bakar minyak) bakal turun trennya, dia malah men-trigger inflasi. Jadinya, daya beli konsumsi turun," ucap Fuad seperti diberitakan Kompas.com.
Fuad mengatakan, kebijakan tersebut merupakan kesalahan strategis pemerintah. Sementara itu, pemerintah sudah tahu bahwa kekuatan ekonomi terbesar RI adalah konsumsi rumah tangga.
"Kekuatan ekonomi terbesar itu dimulai dari konsumsi. Tiba-tiba mesin ini digebuk oleh pemerintah," kata dia.
Menteri yang menggantikan Marie Muhammad itu tampak lebih kecewa lagi lantaran pada saat harga minyak mentah dunia terus melorot dalam beberapa hari terakhir, pemerintah belum juga melakukan evaluasi harga jual BBM. Dia pun sungguh menyayangkan apabila rakyat harus menyubsidi negara.
"Jadi, soal menaikkan harga BBM ini bukan masalah berani, tetapi lo (kamu) enggak ngerti. Akhirnya, kau memulai, kau yang susah, kau yang harus mengakhiri," ucap Fuad.
Sumber
via Media Tangerang
Tags
tangerang