Bekasimedia – Nilai tukar rupiah yang sudah menembus 14.000,- per US Dollar disebut oleh sejumlah pengamat, menjadi yang pertama sejak tahun 1998, kala krisis moneter mendera. Kondisi perekonomian ini lantas mendapat perhatian khusus dari Presiden ke-6 RI, Susilo Bambang Yudhoyono.
SBY menyadari dan mengatakan melalui akun twitternya bahwa kondisi perkembangan ekonomi sudah lampu kuning. Pemerintah mesti bisa mencegah jangan sampai merah.
“Negara-negara Asia harus sungguh menyadari bahwa perkembangan ekonomi sudah lampu kuning. Cegah jangan sampai merah. Aksi nasional, termasuk solusi dan kebijalan harua efektif. Perlu pula policy coordination, gunakan kerangka ASEAN dan ASEAN+,” kicaunya melalui akun @SBYudhoyono pada senin malam (24/8/15).
Lebih lanjut SBY menilai kejatuhan nilai tukar, saham gabungan dan harga minya melebihi kewajaran. Akibatnya makro dan mikro ekonomi, serta sektor keuangan dan riil jadi terpukul. Hal itu membuat masyarakat Indonesia semakin cemas, kegilangan kepercayaan dan hidupnya makin susah.
“Saya amati untuk Indonesia, masyarakat mulai terdampak. Cegah jangan sampai makin cemas, kehilangan trust dan hidupnya makin susah,” kata SBY.
SBY menyarankan agar pemerintah Jokowi memberlakukan manajemen krisis. Jangan salah estimasi dan jangan sampai terlambat. Mengingat pasar dan pelaku ekonomi mulai cemas.
“Saya masih percaya pemerintah bisa atasi gejolak ekonomi saat ini. Maaf sebaiknya lebih fokus dan serius, serta cegah hal-hal yang tidak perlu,” kata SBY. (yp)
The post Rupiah Ambruk, SBY Minta Jokowi Lebih Serius appeared first on Bekasi Media.
Sumber Suara Jakarta