Bekasimedia – Pasar sayuran di Pondokgede Kota Bekasi bisa dikatakan pasar tradisional yang cukup unik. Kenapa unik? Karena pasar ini hanya beroperasi pada malam hari saja. Hanya malam hari ternyata tak menyurutkan warga untuk datang, justru tertarik untuk datang, dengan alasan kondisi udara yang tidak panas, selain itu, sayuran yang dijualpun lebih segar.
Saat menjelajahi pasar ini pada Senin (30/5/16), ada yang menarik yaitu bertemu dengan seorang wanita pedagang sayur tangguh yang tidak kenal lelah demi membantu sang suami mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga dan kedua buah hatinya. Pedagang sayur ini berbeda dengan pedagang lain.
Rohimah namanya, seorang wanita yang memiliki kesabaran dan kebesaran hati di setiap kondisi. Tak kenal waktu ia membuktikan kecintaan pada anak dan suaminya dan tak banyak alasan yang dikemukakan. Selalu bersyukur dengan apa yang Tuhan berikan, itulah salah satu kekuatannya.
Pasar Pondok Gede sebagai saksi ketangguhannya, ia tidak pernah mengenal persaingan karena untuknya semua pedagang sayur sama-sama mencari rezeki yang halal untuk memberi sesuap nasi pada keluarganya. Pada zaman modern ini banyak pedagang yang tidak jujur dan selalu meremehkan pelanggan tetapi tidak berlaku untuk seorang Rohimah karena dia yakin bahwa Tuhan sudah mengatur rezekinya.
Pagi mengurus suami dan kedua buah hatinya, malam berjualan sayur mayur di Pasar Pondokgede. Rutinitas yang melelahkan memang, tetapi saat dijalankan dengan hati yang ihklas dan yakin, Tuhan akan mengatur jalan rezeki yang lancar dan mengalir. Tak banyak keuntungan yang didapatkan bukan menjadi masalah baginya, tetapi lagi-lagi kesabaran yang membuatnya terasa cukup.
Ada suatu masalah yang membuat dia merasa bimbang, harus meninggalkan lapak demi nyawa buah hatinya atau tetap di lapak tetapi kehilangan nyawa buah hatinya. Pada saat itu anaknya menderita tumor, memang masih kecil tumornya tetapi kalau tidak segera diatasi tumornya semakin berbahaya. Tak ada mata pencaharian lagi selain dagang sayur mayur dan siomay untuk membayar pengobatan buah hati mereka.
Inilah alasan utama Rohimah bertahan dengan keadaan.
Begitu banyak kesan dan pesan yang dialaminya selama berdagang sayuran di Pasar Pondokgede yang beroperasi pada malam hari itu. Tak banyak pelanggan yang berkunjung ke lapaknya karena posisi lapak yang berada agak dalam dan terpencil sehingga pelanggan tidak mengetahui keberadaan lapaknya.
***
Hanifah Nur Sabillah
Mahasiswi Politeknik Negeri Jakarta
The post Rohimah, Bertahan Hidup di Pasar Malam Pondokgede demi Anak yang Terkena Tumor appeared first on BEKASIMEDIA.COM.
Sumber Suara Jakarta