Islam agama syamil wal mutakamil (lengkap, menyeluruh dan universal). Ajarannya sangat cocok untuk semua kalangan baik aghniya atau dhuafa, pejabat atau rakyat, kaum intelektual maupun kaum marginal.
Syumuliyatul Islam pada hakikatnya mencakup tiga aspek penting yaitu :
Syumuliatuz Zaman
Syumuliatul islam dari sisi waktu, masa atau zaman. Ajaran Islam tidak akan lapuk, rusak atau tertinggal di telan zaman tetapi Islam akan hadir dan sesuai ajarannya mengikuti perkembangan zaman, dan zaman harus menyesuaikan dirinya dengan syariat Islam.
Jika ada yang menggambarkan bahwa Islam ajarannya sudah kuno atau tidak sesuai lagi maka akan berhadapan dengan prinsip Syumuliatul Islam ini. Karena Islam syamil dan syumuliyah dari sisi zaman maka Islam akan tetap eksis bahkan terus makin eksis seiring dengan zaman.
Syumuliyatul Makan
Dari sisi tempat (makan) Islam juga sangat cocok bagi segala macam tempat, wilayah dengan iklim dingin, sedang atau panas. Daerah yang iklimnya tropis, sub tropis maupun kutub.
Jika ada yang bertanya bagaimana dengan puasanya orang Islam yang tinggal di daerah kutub? Maka hal itu para ulama baik salaf (dulu) maupun kholaf (modern) sudah membahasnya dalam kitab/buku Fiqih, seperti Fiqhus Shiyam Karya Dr. Yusuf Al-Qordhowi dll.
Syumuliyatul Manhaj
Islam dari sisi manhaj (sistem nilai dan aturan) ajarannya sudah lengkap membahas berbagai sisi kehidupan baik yang umum maupun yang khusus, yang besar atau yang kecil, yang terkait dengan pribadi atau keluarga atau masyarakat. Bahkan Islam sudah punya konsep bagaimana Islam dan beragama Islam dalam konteks berbangsa dan bernegara.
Makanya dalam Islam menambah dan mengurangi ajaran dalam hal ubudiyah mahdhoh sangat dilarang bahkan diancam bagi para pembuat dan pelaksana/pengikutnya. Kecuali dalam hal sarana tarbiyah, sarana dakwah dan beragam aktivitas muamalah. Lebih-lebih di era informasi dan teknologi seperti sekarang ini, dakwah harusnya makin dan terus berkembang dengan beragam sarana yang ada. Media juga berkembang baik media mainstrem atau media sosial.
Allah SWT berfirman :
حُرِّمَتْ عَلَيْكُمُ الْمَيْتَةُ وَالدَّمُ وَلَحْمُ الْخِنْزِيرِ وَمَا أُهِلَّ لِغَيْرِ اللَّهِ بِهِ وَالْمُنْخَنِقَةُ وَالْمَوْقُوذَةُ وَالْمُتَرَدِّيَةُ وَالنَّطِيحَةُ وَمَا أَكَلَ السَّبُعُ إِلَّا مَا ذَكَّيْتُمْ وَمَا ذُبِحَ عَلَى النُّصُبِ وَأَنْ تَسْتَقْسِمُوا بِالْأَزْلَامِ ۚ ذَٰلِكُمْ فِسْقٌ ۗ الْيَوْمَ يَئِسَ الَّذِينَ كَفَرُوا مِنْ دِينِكُمْ فَلَا تَخْشَوْهُمْ وَاخْشَوْنِ ۚ الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمُ الْإِسْلَامَ دِينًا ۚ فَمَنِ اضْطُرَّ فِي مَخْمَصَةٍ غَيْرَ مُتَجَانِفٍ لِإِثْمٍ ۙ فَإِنَّ اللَّهَ غَفُورٌ رَحِيمٌ
Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah, daging babi, (daging hewan) yang disembelih atas nama selain Allah, yang tercekik, yang terpukul, yang jatuh, yang ditanduk, dan diterkam binatang buas, kecuali yang sempat kamu menyembelihnya, dan (diharamkan bagimu) yang disembelih untuk berhala. Dan (diharamkan juga) mengundi nasib dengan anak panah, (mengundi nasib dengan anak panah itu) adalah kefasikan. Pada hari ini orang-orang kafir telah putus asa untuk (mengalahkan) agamamu, sebab itu janganlah kamu takut kepada mereka dan takutlah kepada-Ku. Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu. Maka barang siapa terpaksa karena kelaparan tanpa sengaja berbuat dosa, sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
Q.S. Al-Maidah (5) ayat 3
Umroh pada saat bulan Ramadhan adalah anjuran yang terdapat dalam ajaran Islam, sesuai dengan Hadits Rosulullah SAW.
Terlebih di dalam memasuki asyrul awakhir (10 hari terakhir) Ramadhan ada 5 amalan sunnah yang sangat dianjurkan oleh Allah dan Rosul-Nya :
1. Shodaqoh
Berdasarkan dalil “افضل الصدقة صدقة في رمضان…” Sedekah yang paling utama adalah sedekah pada bulan Ramadhan.
2. Qiyamullail
Berdasrkan hadits yang berbunyi “من قام رمضان ايمانا واحتسابا غفر له ما تقدم من ذنبه…” Barang siapa melaksankan qiyamur ramadhan (sahalat tahajud/tarawih/malam) maka dosanya akan diampuni Allah SWT.
3. Tilawatul Qur’an
Karena bulan Ramadhan adalah Syahrul Quran : شهر رمضان الذي انزل فيه القر ان…” Bulan Ramadhan adalah bulan turunnya Al-Qur’an, maka membaca Al-Quran menjadi syiar orang yang sedang berpuasa. Sehingga buah dari tilawahnya adalah akhlakul karimah, ilmu dan amal shaleh.
4. I’tikaf Asyrul Awakhir
I’tikaf pada dasarnya bukan hanya di bulan Ramadhan tetapi di luar Ramadhan para ulama menganjurkan agar saat kita berada di masjid maka agar pahla berlipat tambahkan niat untuk i’tikaf.
5. Umrah Ramadhan
Pahala umrah pada bulan Ramadhan adalah seperti beribadah haji dan umrahnya seperti umrah bersama Rasulullah SAW. Berdasarkan hadits di bawah ini :
عمرة في رمضان تعدل حجة او حجة معي (متفق عليه)
Jika kita memahami apa yang tertera dalam hadits di atas maka tidak ada istilah “lebih baik dana umrahnya untuk menyantuni anak yatim dan memberi hadiah atau kuswatul ied” daripada pergi umrah setiap tahun.
Wallahu a’lam.
Bekasi, 26/06/16
@dimyat1
The post Fenomena Umrah Saat Ramadhan appeared first on BEKASIMEDIA.COM.
Sumber Suara Jakarta