Pendidikan Islam mengalami kemajuan yang terus berkembang dari periode ke periode. Jika di zaman kenabian nabi akhir zaman kelembagaan pendidikan Islam dikenal dengan sebutan shuffah sehingga pesertanya sering disebut ahlus suffah lalu berkembang secara metode dan sarana di zaman sahabat dan tabiin serta tabiut tabiin berkembang lagi dengan sebutan kuttab, atau nidzam sampai akhirnya pada masa sekarang bernama madrasah atau aljami’ah.
Di Indonesia bentuk lembaga pendidikan juga berkembang dimulai dari bentuk yang sederhana seperti majelis taklim, surau atau mushola, pesantren sampai madrasah. Dalam prakteknya banyak sekali dan beragam baik berupa sekolah Islam yang menginduk ke Kementerian Pendidikan maupun madrasah atau pesantren yang menginduk ke Kementerian Agama.
Ketimpangan secara kualitas antar lembaga pendidikan Islam membuat para ahli dan praktisi pendidikan terus menerus melakukan strategi dan inovasi dalam memajukan lembaga pendidikan Islam. Jika dahulu hanya berupa pesantren maka saat ini terus berkembang sampai terakhir ini ada istilah Sekolah Islam Terpadu dan Rumah Al Quran.
Pada zaman orde baru ada tokoh pendidikan yang sangat konsen dalam mensosialisasikan pentingnya umat dan ormas Islam untuk memperhatikan pendidikan, tokoh yang juga aktivis/pendiri ICMI itu bernama Nurcholis Madjid atau Cak Nur (alm.), menurutnya pendidikan adalah perioritas pertama dan utama umat Islam.
Lembaga pendidikan dalam Islam terbagi dua yaitu lembaga pendidikan yang tidak berubah (tetap atau tsawabit) dan lembaga pendidikan yang berubah (bergerak atau mutaghoyirat). Shalat, zakat, puasa, termasuk puasa Ramadhan, dan haji adalah contoh lembaga atau sarana pendidikan yang tetap, tidak akan berubah selamanya. Sedangkan majelis taklim, pesantren, madrasah dan sekolah adalah contoh lembaga pendidikan yang terus berkembang dan berubah.
Pada bulan suci Ramadhan seperti sekarang ini, selain Allah menyiapkan lembaganya berupa madrasah/sekolah atau Pesantren Ramadhan, selama sebulan penuh sekaligus juga dengan kurikulumnya yakni kitab suci Al Quran. Salah satu rahasia dan hikmahnya mengapa kita menyebut keduanya dengan kata “suci” (kitab suci dan bulan suci); selain karena turun dari Yang Maha Suci juga karena keduanya merupakan lembaga sekaligus kurikulum yang tetap, tidak akan berubah abadan’abada selamanya.
Maka jika belakangan pemerintah membatalkan Peraturan Daerah (Perda) yang jumlahnya lebih dari 3.000 lebih Perda, penulis berharap jangan sampai salah sasaran pembatalan. Harapannya kementerian dan lembaga terkait termasuk masyarakat hendaknya dilibatkan, bukankah era demokratisasi saat ini memghendaki demikian? Jika yang dihapus atau yang dicabut itu adalah terkait Perda tentang Gerakan Mengaji (Maghrib Mengaji, Nusantara Mengaji, ODOJ dll.), penguatan pelajaran PAI, atau Perda lainnya yang tujuannya untuk menguatkan keimanan, ketakwaan dan akhlak terpuji.
Begitu juga sebaliknya dengan adanya pengajuan dan pengesahan Undang-Undang atau regulagi lainnya bertentangan dengan konsep dan hakikat revolusi mental dan konsitusi moral harus diwaspadai jangan sampai “kecolongan” karena musuh nyata ideologi negara pancasila tidak akan pernah berhenti untuk merongrong negara beserta ideologinya.
Pada bagian akhir mari kita tadabburi ayat-ayat suci Al-Quran kurikulum internasional dalam pendidikan Agama Islam karena kurikulum inilah sebagai kurikulum internasional yang berlaku dalam pendidikan dimana saja dan kapan saja :
إِنَّا نَحْنُ نَزَّلْنَا الذِّكْرَ وَإِنَّا لَهُ لَحَافِظُونَ
Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al Quran, dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya.
QS. Al-Hijr (15) ayat 9
لَوْ أَنْزَلْنَا هَٰذَا الْقُرْآنَ عَلَىٰ جَبَلٍ لَرَأَيْتَهُ خَاشِعًا مُتَصَدِّعًا مِنْ خَشْيَةِ اللَّهِ ۚ وَتِلْكَ الْأَمْثَالُ نَضْرِبُهَا لِلنَّاسِ لَعَلَّهُمْ يَتَفَكَّرُونَ
Kalau sekiranya Kami turunkan Al-Quran ini kepada sebuah gunung, pasti kamu akan melihatnya tunduk terpecah belah disebabkan ketakutannya kepada Allah. Dan perumpamaan-perumpamaan itu Kami buat untuk manusia supaya mereka berfikir.
QS. Al Hasyr (59) ayat 21
ان الله يرفع بهذ الكتاب اقواما ويضع به اخرين (رواه مسلم)
Artinya :
“Sesungguhnya Allah mengangkat derajat dengan Alquran ini beberapa kaum dan merendahkan dengannya kaum yang lain” HR. Muslim
Sampai bertemu lagi dengan Tadabur Harian Ramadhan edisi selanjutnya, THR edisi kesepuluh, Insya Allah.
Wallahu ‘alam.
Bekasi, 14/06/16
@dimyat1
The post Kurikulum Pendidikan Islam Internasional Itu Bernama Al Quran appeared first on BEKASIMEDIA.COM.
Sumber Suara Jakarta