Memelihara Amalan Lahir dan Menjaga Amalan Bathin Saat Berpuasa

Setiap orang mempunyai penghayatan, pengetahuan, cara pandang dan pengalaman dalam menjalankan ibadah Ramadhan termasuk ibadah puasa selama hidupnya. Karena usia manusia berbeda-beda ada yang tua ada yang muda, ada yang masih anak-anak ada yang sudah dewasa. Maka sebagai sesama alumni Ramadhan sama halnya dengan sesama alumni madrasah atau sekolah. Ada yang aktivitas sehari-harinya linear atau kongruen dengan pendidikan sebelumnya ada juga tidak sebangun alias nilai-nilai Ramadhan tidak ada belasnya dengan menjalani kehipannya sehari-hari, inilah yang kita khawatirkan.

Oleh sebab itu maka agar nilai-nilai puasa kita, ibadah kita selama bulan suci ini membekas ke bulan-bulan lainnya, yaitu sebelas bulan diluar Ramadhan maka momen-momen penting selama bulan Ramadhan jangan kita lewatkan begitu saja. Amalan lahir dan amalan bathin harus kita jaga, kita seimbangkan dan kita pertahankan. Puncaknya adalah pada sepuluh hari yang terakhir. Ibadah kita benar-benar full power dan fight.

Amalan yang wajib kita jaga dan pertahankan seperti shalat wajib lima waktu secara berjamaah, berbuat baik kepada kedua orangtua benar-benar kita jaga. Memaafkan orang lain kita tidak malu dan segan. Begitu juga amalan sunnah benar benar kita optimalkan, sekuat tenaga. Dengan kata lain agar puasa kita benar-benar bermakna kita memelihara amalan kita dari aspek lahiriyah dan bathiniyah.

Maka sangat tepat sekali dalam hadits Rosulullah SAW tentang keutamaan dan dampak positif dari puasa itu selain membentuk pribadi yang taqwa, juga akan menghapus dosa baik dosa yang sekarang ataubbaru maupun dosa yang sudah lama. Ibadah unggulan kita di bulan puasa ini tidak lain adalah shalat dan tilawah Al-Quran. Jika kita fokus kepada dua saja dulu ini yang sangat pokok dan esensial maka insya Allah ibadah-ibadah yang lainnya akan mengikuti.

Lagi-lagi jangan lupa, saat kita menjalankan ibadah tersebut jangan hanya mengejar aspek lahiriyahnya saja atau kuantitas, tetapi yang penting bahkan lebih penting adalah aspek bathiniyah atau maknawiyah atau kualitasnya. Ada sebuah ayat dalam Al-Quran yang menjadi bukti dan dalil bahwa kita tidak boleh melupakan kualitas atas kuantitas. Ayatnya terdapat dalam surat Al-Baqoroh (2) ayat 249:

فَلَمَّا فَصَلَ طَالُوتُ بِالْجُنُودِ قَالَ إِنَّ اللَّهَ مُبْتَلِيكُمْ بِنَهَرٍ فَمَنْ شَرِبَ مِنْهُ فَلَيْسَ مِنِّي وَمَنْ لَمْ يَطْعَمْهُ فَإِنَّهُ مِنِّي إِلَّا مَنِ اغْتَرَفَ غُرْفَةً بِيَدِهِ ۚ فَشَرِبُوا مِنْهُ إِلَّا قَلِيلًا مِنْهُمْ ۚ فَلَمَّا جَاوَزَهُ هُوَ وَالَّذِينَ آمَنُوا مَعَهُ قَالُوا لَا طَاقَةَ لَنَا الْيَوْمَ بِجَالُوتَ وَجُنُودِهِ ۚ قَالَ الَّذِينَ يَظُنُّونَ أَنَّهُمْ مُلَاقُو اللَّهِ كَمْ مِنْ فِئَةٍ قَلِيلَةٍ غَلَبَتْ فِئَةً كَثِيرَةً بِإِذْنِ اللَّهِ ۗ وَاللَّهُ مَعَ الصَّابِرِينَ

Maka tatkala Thalut keluar membawa tentaranya, ia berkata: “Sesungguhnya Allah akan menguji kamu dengan suatu sungai. Maka siapa di antara kamu meminum airnya; bukanlah ia pengikutku. Dan barangsiapa tiada meminumnya, kecuali menceduk seceduk tangan, maka dia adalah pengikutku”. Kemudian mereka meminumnya kecuali beberapa orang di antara mereka. Maka tatkala Thalut dan orang-orang yang beriman bersama dia telah menyeberangi sungai itu, orang-orang yang telah minum berkata: “Tak ada kesanggupan kami pada hari ini untuk melawan Jalut dan tentaranya”. Orang-orang yang meyakini bahwa mereka akan menemui Allah, berkata: “Berapa banyak terjadi golongan yang sedikit dapat mengalahkan golongan yang banyak dengan izin Allah. Dan Allah beserta orang-orang yang sabar”.

QS. 2 : 249

Untuk membangun peradaban dunia Islam yang lebih gemilang, saat seperti srkarang ini, umat Idlam tidak hanya cukup hanya kuat dari sisi fisik tetapi harus juga kuat dari sisi mental, moral spiritual, amal yang berdimensi ritual, spiritual maupun sosial, dan kuat juga dari sisi ilmu pengetahuan dan teknologi.

Kejadian yang akhir-akhir ini terjadi dan menimpa diri kita sendiri sebagai umat Islam, seharusnya membuka kesadaran akan pentingnya hal tersebut di atas. Syukur alhamdulillah dua hari yang lalu Duta Besar Australia Untuk Indonesia menyatakan kekagumannya kepada orang Islam yang menjalankan ibadah puasa, dengan cara memuji kekuatan fisik umat Islam (Republika, 17/6). Begitu juga Menko Polhukam RI menyatakan kekagumannya dan menceritakan pengalamannya melaui media  sosial facebook, yaitu kepada prajurit TNI saat bertugas di lapangan, menjalankan tugas berat negara tetapi prajurit tersebut masih tetap taat untuk berpuasa (FB : Luhut Binsar Panjaitan).

Sebagai muslim yang beriman tentu kita beribadah bukan karena orang lain atau atasan kita, tetapi murni karena Allah SWT. Oleh sebab itu amalan bathin yang uta dalam menjalankan ibadah puasa yang pertama adalah Keyakinan atau Keimanan yang tertambat dalam hati sanubari. Yang kedua adalah Kesabaran dan keteguhan hati dalam menjalankan ibadah keada Allh SWT. Yang ketiga adalah adanya dorongan atau motivasi atau semangat (hamasah) yang tinggi. Dan yang terakhir adalah adanya amal atau karya nyata serta pengorbanan (tadhiyah).

Berikut ini ayat Al-Quran dan hadits yang harus kita tadabburi dalam rangka memelihara dan menjaga amal lahir dan bathin kita saat kita sedang berpuasa.

QS. Adh-Dhariyat (51) : 15-21

إِنَّ الْمُتَّقِينَ فِي جَنَّاتٍ وَعُيُونٍ

Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa itu berada dalam taman-taman (surga) dan mata air-mata air,

آخِذِينَ مَا آتَاهُمْ رَبُّهُمْ ۚ إِنَّهُمْ كَانُوا قَبْلَ ذَٰلِكَ مُحْسِنِينَ

Sambil menerima segala pemberian Rabb mereka. Sesungguhnya mereka sebelum itu di dunia adalah orang-orang yang berbuat kebaikan.

كَانُوا قَلِيلًا مِنَ اللَّيْلِ مَا يَهْجَعُونَ

Di dunia mereka sedikit sekali tidur diwaktu malam.

وَبِالْأَسْحَارِ هُمْ يَسْتَغْفِرُونَ

Dan selalu memohonkan ampunan diwaktu pagi sebelum fajar.

وَفِي أَمْوَالِهِمْ حَقٌّ لِلسَّائِلِ وَالْمَحْرُومِ

Dan pada harta-harta mereka ada hak untuk orang miskin yang meminta dan orang miskin yang tidak mendapat bagian.

وَفِي الْأَرْضِ آيَاتٌ لِلْمُوقِنِينَ

Dan di bumi itu terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi orang-orang yang yakin.

وَفِي أَنْفُسِكُمْ ۚ أَفَلَا تُبْصِرُونَ

dan (juga) pada dirimu sendiri. Maka apakah kamu tidak memperhatikan?

Hadits Riwayat Ahmad, Muslim dan Tirmidzi

الصلواة الخمس والجمعة الى الجمعة و رمضان الى رمضان مكفرات لما بينهن اذا جتنب الكبائر…
Artinya ;

Dan dari shalat yang lima waktu, dari Jumat ke Jumat berikutnya, dari puasa Ramadhan ke puasa Ramadham berikutnya adalah penghapus-penghapus dosa diantara mereka, apabila dijauhi dosa-dosa besar.

Sampai berjumpa lagi pada Tadabur Harian Ramadhan (THR) edisi empat belas selanjutnya. Wallahu a’lam.

Bekasi, 18/06/16

@dimyat1

The post Memelihara Amalan Lahir dan Menjaga Amalan Bathin Saat Berpuasa appeared first on BEKASIMEDIA.COM.



Sumber Suara Jakarta

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama