BEKASIMEDIA.COM – Ikatan Dokter Indonesia (IDI) akan menggelar aksi damai di Istana Negara dan Kantor Kementerian Kesehatan, Senin (24/10/16) mendatang. Aksi damai dokter ini dalam rangka meminta pemerintah menghentikan Program Studi Dokter Layanan Primer (DLP).
“DLP hanya memperpanjang waktu belajar atau proses pendidikan bagi calon dokter. Penambahan DLP 3 tahun pendidikan, akibatnya dokter baru lambat memasuki dunia kerja,” ujar Ketua IDI Kota Bekasi, Kamarudin Askar kepada bekasimedia.com, Jumat (21/10/16).
Seperti diketahui, pendidikan kedokteran memiliki masa pendidikan paling panjang di Indonesia. Seorang yang ingin menjadi dokter harus menempuh pendidikan sarjana kedokteran minimal 4 tahun. Lalu, setelah itu harus menjalani masa koasisten selama 2 tahun. Setelah lulus koasisten, dilanjutkan menjalani uji kompetensi selama 1 tahun. Terakhir, seorang tersebut harus menjalani 1 interensif, setelah itu baru dapat menjalankan pekerjaan profesi praktek kedokteran.
“Nah, udah sepanjang itu, masa harus ditambah 3 tahun lagi!” tambah dokter Askar.
Menurutnya, lebih baik pemerintah mengurusi masalah kesehatan yang nyata saat ini terjadi di masyarakat seperti perbaikan layanan BPJS, kelengkapan obat serta alat kesehatan.
“Rakyat tidak butuh DLP. Ada yang lebih urgent saat ini. Yaitu perbaikan BPJS, masalah obat dan kekurangan alat kesehatan. Itu yang harusnya jadi prioritas pemerintah,” katanya.
Terkait dengan aksi damai yang akan dilakukan Senin (24/10/16), oleh pengurus besar IDI, dokter Kamaruddin Askar sebagai Ketua IDI Cabang Kota Bekasi menyatakan dukungannya.
“IDI cabang Kota Bekasi mendukung penuh aksi damai pada tanggal 24 dengan komando Pb IDI,” pungkasnya.
(eas)
The post IDI kota Bekasi Akan Kerahkan Kekuatan ke Jakarta Tolak Prodi DLP appeared first on BEKASIMEDIA.COM.
Sumber Suara Jakarta