BEKASIMEDIA. COM – Sepanjang sejarah peradaban manusia, besarnya peranan perempuan diawali dengan melahirkan, merawat serta membesarkan generasi-generasi penerus bangsa yang unggul, semangat, aktif, kreatif, bermoral, bervisi kemanusiaan dan penuh inisiatif. Semua itu tidak luput dari sosok perempuan yaitu ibu.
Ibu adalah sosok pertama yang menanamkan nilai-nilai agama, budaya, moral, kemanusiaan, pengetahuan, keterampilan yang juga disertai dengan balutan keluhuran budi pekerti.
Dalam mengarungi era globalisasi ini, perempuan sangat dituntut agar dapat beradaptasi supaya tidak terlindas roda angkuh sang waktu. Hal tersebut dimaksudkan agar perempuan tidak selalu terbelenggu dalam rutinitas rumah tangga saja, sehingga perempuan mampu memberdayakan potensi dirinya, mewujudkan kebutuhan akan prestasi serta mengaktualisasikan motivasi intelektualnya.
Jutaan kesempatan terbuka lebar bagi setiap warga negara untuk memperoleh kesempatan yang sama dalam segala bidang, dengan tidak hanya berorientasi gender belaka.
Bahkan kalau mau jujur, perempuan akan terus mendominasi kaum adam apabila kita meninjau perbandingan keduanya di dunia pendidikan dan dunia kerja. Dengan menyadari secara statistik bahwa jumlah perempuan yang sedemikian besar, maka potensi perempuan dirasa perlu untuk lebih diperhatikan dan diberdayakan sebagai subyek ataupun pelaku untuk berkontribusi lebih dan lebih dalam pembangunan bangsa kita.
Peranan perempuan akan sangat mempengaruhi dalam dialektika pembangunan bangsa untuk menjadikan bangsa dan negara ini maju dan disegani oleh bangsa-bangsa lainnya.
Akan tetapi, yang menjadi permasalahan sekarang adalah, bagaimana caranya bagi kita untuk membangkitkan kembali kesadaran bagi setiap pemudi, akan peran mereka sebagai kader pembangun bangsa?
Mengingat begitu banyaknya kaum perempuan yang menyia-nyiakan dirinya dan melupakan bahwa mereka adalah pemimpin bangsa, dengan senang berlomba dalam labirin hedonisme untuk memuaskan hasratnya, sehingga eksistensi perempuan cukup diragukan karena lebih dianggap sebagai pembuat bocor anggaran negara dibandingkan sebagai instrumen penting pembentuk jati diri bangsa.
Oleh karena itu, sepatutnya seorang wanita memiliki rasa sadar yang tinggi akan perannya dan harus senantiasa mempersiapkan diri untuk menjalankan peran dalam memajukan bangsa ini, dan berpegang teguhlah pada salah satu sabda Rasulullah SAW, yaitu “Wanita itu tiang negara apabila perempuan baik, maka baiklah negara, dan apabila perempuan itu rusak maka rusaklah negara itu”.
Sabda tersebut menunjukkan seberapa pentingnya peranan seorang perempuan, namun yang terlebih pentingnya lagi yaitu suatu proses perubahan pandangan yang bersifat objektif dan menyeluruh. Pandangan yang tidak membedakan antara laki-laki dan perempuan serta satu penilaian bahwa semua manusia memiliki hak dan kesempatan yang sama.
Seperti yang dituliskan dalam buku Sarinah, “laki-laki dan perempuan adalah sebagai dua sayapnya seekor burung. jika dua sayap sama kuatnya, maka terbanglah burung itu sampai ke puncak yang setinggi-tingginya; jika patah satu dari pada dua sayap itu, maka tak dapatlah terbang burung itu sama sekali”, (Sarinah, hal 17/18, Bung Karno).
Dalam waktu dekat, perempuan haruslah mempertegas keberadaannya dalam memperingati Sumpah Pemuda 28 Oktober mendatang. Perempuan harus mampu menunjukkan peran sertanya dalam pembangunan bangsa, karena faktanya perempuan juga ikut mendeklarasikan Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928.
Dengan pandangan baru ini segala bentuk diskriminasi yang membatasi ruang gerak perempuan hendaknya dihapuskan dan digantikan dengan pandangan yang memperluas ruang gerak kaum perempuan. Lebih dari itu, perlu pula dikembangkan suatu pandangan yang menempatkan kaum perempuan tetap sebagai kaum perempuan, yakni pandangan yang menilai kiprah dan karya perempuan dari sudut perempuan itu sendiri, dan bukan dari sudut yang lain.
Penulis adalah Aktivis GMNI Jawa Barat
The post Posisi dan Peran Perempuan dalam Pembangunan Bangsa appeared first on BEKASIMEDIA.COM.
Sumber Suara Jakarta