BEKASIMEDIA.COM – Lembaga Pendidikan Islam Terpadu (lPIT) Thariq Bin Ziyad, selama 2 hari ini (25-26/4/17) menggelar rapat dinas (RADIN) di Bumi Cikeas Sentul Bogor Jawa Barat.
Dalam rapat lembaga yang membawahi beberapa sekolah Islam di kota dan Kabupaten Bekasi ini, ada sesi tausyiah yang diisi oleh ulama asal Cikarang, Ustadz Muhammad Adih Amin, MA.
Tokoh Ikatan Dai Indonesia (IKADI) Kabupaten Bekasi ini menyampaikan tausiyah tentang makna kata Khalifah.
Inilah Makna Operasional dari Kata “Khalifah”
Oleh : M. Adih Amin, MA
Dalam terminologi Al-Quran kata “Khalifah” terdapat dalam dua ayat yang berbeda surat atau ayat. Pertama dalam surat Al-Baqoroh (2) ayat 30 dan kedua ada pada surat Shod (38) ayat 26. Mari kita baca dan tadabburi terlebih dahulu ayatnya;
Ayat pertama:
يَا دَاوُودُ إِنَّا جَعَلْنَاكَ خَلِيفَةً فِي الْأَرْضِ فَاحْكُمْ بَيْنَ النَّاسِ بِالْحَقِّ وَلَا تَتَّبِعِ الْهَوَىٰ فَيُضِلَّكَ عَنْ سَبِيلِ اللَّهِ ۚ إِنَّ الَّذِينَ يَضِلُّونَ عَنْ سَبِيلِ اللَّهِ لَهُمْ عَذَابٌ شَدِيدٌ بِمَا نَسُوا يَوْمَ الْحِسَابِ
Hai Daud, sesungguhnya Kami menjadikan kamu khalifah (penguasa) di muka bumi, maka berilah keputusan (perkara) di antara manusia dengan adil dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu, karena ia akan menyesatkan kamu dari jalan Allah. Sesungguhnya orang-orang yang sesat darin jalan Allah akan mendapat azab yang berat, karena mereka melupakan hari perhitungan. (38: 26)
Ayat kedua:
وَإِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلَائِكَةِ إِنِّي جَاعِلٌ فِي الْأَرْضِ خَلِيفَةً ۖ قَالُوا أَتَجْعَلُ فِيهَا مَنْ يُفْسِدُ فِيهَا وَيَسْفِكُ الدِّمَاءَ وَنَحْنُ نُسَبِّحُ بِحَمْدِكَ وَنُقَدِّسُ لَكَ ۖ قَالَ إِنِّي أَعْلَمُ مَا لَا تَعْلَمُونَ
Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: “Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi”. Mereka berkata: “Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?” Tuhan berfirman: “Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui”.
Kalimat atau kata “Khalifah” dalam dua ayat di atas mengandung makna konsepsional yaitu pemimpin dan makna operasional yaitu leadership atau seni memimpin (Art of Leadership).
Secara operasional bahwa seni memimpin pada hakikatnya adalah bagaimana seorang pemimpin harus mampu pertama adalah memulihkan (Recovery = الرعاية)_.
Apa yang harus dipelihara oleh seorang pemimpin?
Pertama adalah Olah Rasa
Seorang pemimpin dituntut untuk mampu menjaga perasaan dan hati dari teamnya maupun yang dipimpinnya.
Kedua adalah Olah Rasio
Seorang pemimpin harus mampu memelihara rasio, fitrah dan akal dari team maupun yang dipimpinnya.
Agar seorang pemimpin itu mampu memelihara dan menjaga kedua aspek di atas (rasa dan rasio) maka ia harus mampu adalah seorang pemimpin juga harus memiliki kemampuan yang kedua setelah pemulihan yaitu perenungan _(contemplation = تدبر و تفكر)_.
Perenungan atau kontemplasi yang bagaimana?
Jika kita ingin berkaca kepada sejarah atau risalah para nabi dan para rosul maka kita dapat meneladani jejak nabi kita Muhammad SAW sebelum belau diangkat menjadi Rosul diusianya yang ke 40 tahun, beliau banyak berkholwat atau bertahanus atau berkontemplasi di gua Hiro, sebagai ikhtiar dalam mencari petunjuk dari langit sebagai solusi di bumi.
Maka setelah beberapa tahun beliau melakukan hal itu maka turunlah wahyu sebagai solusi atas kerusakan masyarakat jahiliyah pada pada saat itu, yang ia terus renungkan dan belum kunjung datang solusinya, maka Allah menurunkan wahyu-Nya yang pertama kali sebagai solusi untuk masyarakat pada saat itu. Wallahu a’lam.
The post Ustadz Adih Amin: Pemimpin Harus Mampu Memulihkan! appeared first on BEKASIMEDIA.COM.
Sumber Suara Jakarta