PASBERITA.com - Tantangan kehidupan manusia di era sekarang dan masa depan semakin kompleks. Setiap ayah, bunda, maupun anak harus tetap bersamangat menjalaninya. Tidak dipungkuri, seringkali semangat dan inspirasi untuk tetap berkontribusi dalam kebaikan untuk masyarakat dan negara berasal dari keluarga.
"Oleh karena itu, Keluarga haruslah menjadi tempat kembali yang paling nyaman bagi setiap anggota keluarga setelah menjalani aktivitas rutin yang padat dan melelahkan," kata Anis Byarwati, Ketua Bidang Perempuan DPP PKS di MD Building, Jakarta dalam memaknai Hari Keluarga Nasional, 29 Juni 2015.
"Keluarga sebagai tempat kembali yang paling nyaman dapat diibaratkan sebagai surga. Oleh karena itu, jadikanlah keluarga sebagai surga. Artinya jadikanlah keluarga sebagai tempat yang dipenuhi dengan keindahan, keharmonisan, kemuliaan, kebahagiaan, dan ketentraman hidup," lanjut Anis.
Selain itu, kata Anis, keluarga sebagai tempat dimana tegak nilai-nilai kebaikan, kejujuran, dan keberkahan.
"Dan jadikan keluarga sebagai sumber semangat bagi setiap anggotanya untuk selalu berkonstribusi kebaikan bagi masyarakat dan seluruh umat. Dengan menjadikan keluarga sebagai surga, setiap individu akan selalu merindukan keluarga, keluarga menjadi sebuah tempat yang paling dicari setiap usai menjalani aktivitas," katanya.
Menurutnya, keluarga menjadi tempat setiap individu untuk mengisi kembali energi positif dalam beraktivitas di luar rumah. "Jika kondisi itu yang terjadi di setiap keluarga, kami yakin Indonesia akan memiliki masa depan yang cerah dan peradahan cemerlang pun akan lahir dari Indonesia," kata Anis optimis.
Anis mengakui bahwa untuk membangun sebuah keluarga sebagai surga membutuhkan proses panjang dan berliku. "Itulah seni berkeluarga, bagaimanapun ketika sepasang insan mengikrarkan dirinya dalam sebuah janji pernikahan yang sakral, sudah seharusnya mereka juga memahami bahwa mereka akan menghadapi berbagai tantangan, riak-riak, bahkan mungkin juga ombak," bebernya.
Namun, kata Anis, semua itu adalah hal yang lumrah dalam sebuah pernikahan asal disikapi dengan sikap yang bertanggung jawab dengan pondasi yang kokoh.
"Menikah adalah ibadah, ibadah itu harus penuh kesungguhan. Betapapun sulit dan berliku harus tetap dijalani, tidak putus asa dan kemudian berpisah. Ini adalah pondasi paling kokoh. Jika pondasi ini dimiliki oleh setiap pasangan yang menikah maka ikatan suci tersebut tidak dianggap remah dan kecil karena terjadi atas nama Allah SWT. Setiap ada konflik dikembalikan pada kekuatan motivasi untuk beribadah," ungkapnya.
Anis juga menyatakan bahwa tidak ada rumah tangga yang tidak memiliki konflik. Bedanya pada sikap tiap keluarga dalam menghadapi konflik. Ada yang bersikap positif sehingga mampu mengurai masalah tersebut bahkan menjadikan sebagai modal untuk merekatkan cinta mereka, ada pula yang bersikap negatif bahkan kemudian "membocorkan" persoalan keluarga ke mana-mana sehingga menjadi aib terbuka bagi pasangan dan keluarga tersebut.
Oleh karena itu, Anis menyarankan jika menghadapi masalah dalam keluarga, cobalah untuk mengalah demi kebaikan keluarga, bersikaplah lapang dada untuk selalu memaafkan, dan peluklah pasangan atau anak-anak.
"Bidang Perempuan PKS, sejak lama sangat mendorong terbangunnya keluarga-keluarga Indonesia sebagai surga bagi setiap individu. Oleh karena itu, Perempuan PKS di seluruh provinsi di Indonesia giat mengembangkan berbagai sarana untuk keluarga, di antara dengan Rumah Keluarga Indonesia, Pos Wanita Keadilan (pos WK), dan Pos Ekonomi Keluarga (Pos EKa). Hingga saat ini, tercatat ada 879 titik RKI, 1447 titik Pos WK, dan 1788 titik Pos EKa di seluruh Indonesia. (*)
"Oleh karena itu, Keluarga haruslah menjadi tempat kembali yang paling nyaman bagi setiap anggota keluarga setelah menjalani aktivitas rutin yang padat dan melelahkan," kata Anis Byarwati, Ketua Bidang Perempuan DPP PKS di MD Building, Jakarta dalam memaknai Hari Keluarga Nasional, 29 Juni 2015.
"Keluarga sebagai tempat kembali yang paling nyaman dapat diibaratkan sebagai surga. Oleh karena itu, jadikanlah keluarga sebagai surga. Artinya jadikanlah keluarga sebagai tempat yang dipenuhi dengan keindahan, keharmonisan, kemuliaan, kebahagiaan, dan ketentraman hidup," lanjut Anis.
Selain itu, kata Anis, keluarga sebagai tempat dimana tegak nilai-nilai kebaikan, kejujuran, dan keberkahan.
"Dan jadikan keluarga sebagai sumber semangat bagi setiap anggotanya untuk selalu berkonstribusi kebaikan bagi masyarakat dan seluruh umat. Dengan menjadikan keluarga sebagai surga, setiap individu akan selalu merindukan keluarga, keluarga menjadi sebuah tempat yang paling dicari setiap usai menjalani aktivitas," katanya.
Menurutnya, keluarga menjadi tempat setiap individu untuk mengisi kembali energi positif dalam beraktivitas di luar rumah. "Jika kondisi itu yang terjadi di setiap keluarga, kami yakin Indonesia akan memiliki masa depan yang cerah dan peradahan cemerlang pun akan lahir dari Indonesia," kata Anis optimis.
Anis mengakui bahwa untuk membangun sebuah keluarga sebagai surga membutuhkan proses panjang dan berliku. "Itulah seni berkeluarga, bagaimanapun ketika sepasang insan mengikrarkan dirinya dalam sebuah janji pernikahan yang sakral, sudah seharusnya mereka juga memahami bahwa mereka akan menghadapi berbagai tantangan, riak-riak, bahkan mungkin juga ombak," bebernya.
Namun, kata Anis, semua itu adalah hal yang lumrah dalam sebuah pernikahan asal disikapi dengan sikap yang bertanggung jawab dengan pondasi yang kokoh.
"Menikah adalah ibadah, ibadah itu harus penuh kesungguhan. Betapapun sulit dan berliku harus tetap dijalani, tidak putus asa dan kemudian berpisah. Ini adalah pondasi paling kokoh. Jika pondasi ini dimiliki oleh setiap pasangan yang menikah maka ikatan suci tersebut tidak dianggap remah dan kecil karena terjadi atas nama Allah SWT. Setiap ada konflik dikembalikan pada kekuatan motivasi untuk beribadah," ungkapnya.
Anis juga menyatakan bahwa tidak ada rumah tangga yang tidak memiliki konflik. Bedanya pada sikap tiap keluarga dalam menghadapi konflik. Ada yang bersikap positif sehingga mampu mengurai masalah tersebut bahkan menjadikan sebagai modal untuk merekatkan cinta mereka, ada pula yang bersikap negatif bahkan kemudian "membocorkan" persoalan keluarga ke mana-mana sehingga menjadi aib terbuka bagi pasangan dan keluarga tersebut.
Oleh karena itu, Anis menyarankan jika menghadapi masalah dalam keluarga, cobalah untuk mengalah demi kebaikan keluarga, bersikaplah lapang dada untuk selalu memaafkan, dan peluklah pasangan atau anak-anak.
"Bidang Perempuan PKS, sejak lama sangat mendorong terbangunnya keluarga-keluarga Indonesia sebagai surga bagi setiap individu. Oleh karena itu, Perempuan PKS di seluruh provinsi di Indonesia giat mengembangkan berbagai sarana untuk keluarga, di antara dengan Rumah Keluarga Indonesia, Pos Wanita Keadilan (pos WK), dan Pos Ekonomi Keluarga (Pos EKa). Hingga saat ini, tercatat ada 879 titik RKI, 1447 titik Pos WK, dan 1788 titik Pos EKa di seluruh Indonesia. (*)
Sumber
via PAs Berita
Tags
Pasberita