PASBERITA.com - Pengamat dari Indonesia Public Institute, Karyono Wibowo mengatakan tidak ada salahnya sebuah negara, dalam hal ini Indonesia berhutang ke Bank Dunia. Asalkan hutang tersebut didasarkan pada kebutuhan atau bisa disebut negara memang betul-betul membutuhkan, misalnya dalam rangka pembangunan.
Pernyataan itu diutarakan Karyono sekaligus menanggapi langkah Bank Dunia yang dalam waktu dekat ini akan mencairkan dana pinjaman ke Indonesia sebesar 2,5 miliar dolar AS (Rp 32,5 triliun).
"Hutang bagi suatu negara menjadi hal lazim di beberapa negara di dunia. Namun, ada beberapa prinsip teguh yang harus dipegang oleh pemerintah Indonesia sebelum menerima pinjaman," terang Karyono seperti dilansir rmol, Kamis (4/6/2015).
Salah satu prinsip teguh itu adalah, kedaulatan negara tidak boleh dijual hanya untuk sekedar mendapatkan pinjaman. Sebab, ditegaskan Karyono, kedaulatan negara tak bisa ditawar-tawar.
"Dengan kata lain utang tidak boleh merusak prinsip kedaulatan negara," sambung dia.
Ditambahkan Karyono, utang harus saling menguntungkan, bukan hanya untuk mendikte debitor negara seperti yang telah terjadi selama ini.(*)
Pernyataan itu diutarakan Karyono sekaligus menanggapi langkah Bank Dunia yang dalam waktu dekat ini akan mencairkan dana pinjaman ke Indonesia sebesar 2,5 miliar dolar AS (Rp 32,5 triliun).
"Hutang bagi suatu negara menjadi hal lazim di beberapa negara di dunia. Namun, ada beberapa prinsip teguh yang harus dipegang oleh pemerintah Indonesia sebelum menerima pinjaman," terang Karyono seperti dilansir rmol, Kamis (4/6/2015).
Salah satu prinsip teguh itu adalah, kedaulatan negara tidak boleh dijual hanya untuk sekedar mendapatkan pinjaman. Sebab, ditegaskan Karyono, kedaulatan negara tak bisa ditawar-tawar.
"Dengan kata lain utang tidak boleh merusak prinsip kedaulatan negara," sambung dia.
Ditambahkan Karyono, utang harus saling menguntungkan, bukan hanya untuk mendikte debitor negara seperti yang telah terjadi selama ini.(*)
Sumber
via PAs Berita
Tags
Pasberita