Bekasimedia – Mengikuti kompetisi antara negara-negara Amerika Selatan yang diadakan di Chile, Argentina menargetkan untuk menjuarainya. Tata Martino sang pelatih membawa hampir semua pemain terbaiknya, khusus lini depan barisan pemain yang dipilih pun tak main-main, Lavezzi, Tevez, Higuain, Aguero dan tentunya sang kapten Lionel Messi adalah andalan bagi masing-masing tim yang dibelanya.
Tekad Argentina pun semakin kuat karena fakta menyakitkan bahwa walaupun mereka adalah pengoleksi trofi Copa Amerika terbanyak setelah Uruguay dengan total 13 tetapi terakhir mereka meraihnya pada tahun 1993 yang sekaligus trofi terakhir yang pernah tim nasional Argentina raih.
Dengan memasang susunan pemain yang sama dengan partai semifinal Tata Martino berharap Argentina akan mampu unggul cepat untuk menghadapi kesebelasan tuan rumah Chile. Tetapi justru rapatnya pertahanan yang dibangun Medel dan kawan-kawan di lini belakang membuat Messi kewalahan menembusnya.
Angel Di Maria menjadi “korban” pertama di partai final yang diadakan di kota Santiago, Chile tersebut. Sebelum babak pertama berakhir ia harus ditarik keluar dan digantikan oleh striker dari Paris Saint Germain, Ezequiel Lavezzi.
Sempat ada adegan yang kurang menyenangkan bagi pendukung Argentina, Lionel Messi yang berusaha menguasai bola dipinggir lapangan dan dalam berkeadaan berduel dengan Gary Medel harus menerima tendangan diperutnya, sayang wasit yang memimpin laga tidak menggangap itu sebagai sebuah pelanggaran ataupun kartu kuning.
Menjelang wasit menutup babak pertama, Alexis Sanchez yang menerima bola lemparan dari kiper Claudio Bravo sempat membuat Javier Mascherano lengah, dan berhasil membawa bola hingga ke kotak pinalti Argentina, Pablo Zabaleta yang sigap menjaga pertahannya berhasil mempersempit ruang sudut menembak Alexis dan bola jauh melayang diatas mistar gawang Sergio Romero.
Sama seperti babak pertama dimana pertandingan berjalan cenderung keras juga tersajikan di 45 menit berikutnya, serta hanya menghasilkan satu peluang bersih bagi Argentina yang sayangnya gagal Higuain manfaatkan setelah menerima umpan manis dari Lavezzi. Lewat 2 kali 15 menit berikutnya pun hasil masih sama pertandingan berakhir dengan skor kacamata dan harus ditentukan melalui peruntungan mereka di babak tos-tosan.
Claudio Bravo keluar sebagai pahlawan, dengan berhasil menahan 2 tendangan dari bintang Argentina Gonzalo Higuain dan Ever Banega. Alexis Sanchez yang ditunjuk Sampaio sebagai penendang penentu mampu melakukan tugasnya dengan baik dan membawa Chile untuk pertama kalinya menjuarai Copa Amerika yang lebih manisnya lagi ia toreh di tanah kelahirannya.
Dengan hasil ini Argentina harus kembali berpuasa gelar, sama seperti tahun lalu di Piala Dunia Argentina harus takluk dari lawannya. Begitupun di 2 final Copa Amerika sebelumnya pada tahun 2004 dan 2007 tahun dimana mereka takluk dari rival abadi Brazil. Adios Argentina, Congratulaciones Chile! (frb)
The post Takluk Dari Chile, Argentina Memperpanjang Puasa Gelarnya appeared first on Bekasi Media.
Sumber Suara Jakarta