“Darah dagingmu dari air susunya, jiwa ragamu dari kasih sayangnya.
Dialah manusia satu-satunya, yang menyayangimu tanpa ada batasnya.”
Itulah sebait lagu yang dinyanyikan raja dangdut Rhoma Irama yang berjudul “Keramat”. Pertanda kasih sayang ibu kepada anaknya tidak bertepi dan tidak bersyarat. Seperti itu juga yang seharusnya dilakukan seorang anak kepada ibunya.
Ibu…air mata tak terbendung ketika harus mengetik namamu. Engkau yang selalu menggerakkan seluruh tenaganya tanpa mengeluh. Mencari nafkah demi mencukupi kebutuhan hidup anak-anakmu. Nuraeni, itulah namanya. Memiliki dua putri. Anak pertamanya berusia 20 tahun dan anak kedua berusia 8 tahun. 4 tahun belakangan ini betapa beratnya ia membesarkan kedua anaknya tanpa bantuan sosok suami. Menjadi ayah sekaligus ibu bukanlah keinginannya, namun statusnya yang kita digantung oleh sang suami membuatnya harus berperan ganda. Saat ini perjuangan wanita 41 tahun ini hanya untuk masa depan anaknya. Yang ia pikir adalah bagaimana agar bisa melanjutkan kuliah anak pertamanya hingga selesai.
Nuraeni adalah wanita perantauan dari Brebes yang kini tinggal di Cipedak, Jakarta Selatan. Jauh dari orang tua dan adik-adiknya. Sudah 20 tahun lebih ia bekerja sebagai penjual nasi (biasa disebut warteg) dari pagi hingga petang. ia memasak sendiri berbagai macam lauk-pauk yang harus ia sajikan di etalase kaca tempat ia berjualan. Tidak dipungkiri jika terkadang anak sulungnya merasa lelah karena sebelum dan sesudah kuliah harus membantu ia berjualan.
Kedua anaknya sangat menyayanginya meski terkadang mereka berpikir ia tak mengerti apa keinginan mereka, ia melarang ini itu kepada anaknya demi kebaikan. Wanita keturunan Jawa itu rela berkorban nyawa saat akan melahirkan anaknya. Dua kali ia harus mengenyam ruang operasi cesar demi kedua anaknya. Ia divonis memiliki pinggul yang sempit. Lampu operasi menerangi tubuhnya dan suasana tegang menyelimutinya. Dokter Susilo, pria yang membantu proses operasi. Hingga akhirnya sang anak terlahir melalui perutnya yang dibelah secara vertikal pada anak pertama dan secara horizontol pada anak keduanya.
Detik demi detik terus berlalu. Ia yang tidak pernah letih menasihati serta mengingatkan anak-anaknya agar selalu mengutamakan akhirat daripada duniawi. Selalu mengajari bagaimana menjadi wanita yang bertutur kata lembut tanpa menyakiti hati seseorang. “Jadilah wanita yang tidak mudah rapuh, harus kuat menghadapi masalah meski itu berat, jangan mudah menagis,” itulah kalimat yang selalu ia lontarkan untuk anak-anaknya.
Sejak ia baru menikah pada tahun 1995, ia dan sang suami berjualan nasi (warteg) demi memenuhi kebutuhan hidup. Ia menggendong sang anak sambil memasak untuk dagangannya. Kadang anaknya ia tidurkan di papan tepat di atas kompor. Wajar bila sang anak terus menangis kepanasan, namun apalahdaya kondisi seadanya yang memaksa ia harus seperti itu. Ia dikaruniahi anak yang nakal dan harus menanggung malu karena setiap harinya harus mendapat ocehan dari tetangga karena ulah anaknya.
Status yang digantung oleh sang suami dan tanpa adanya kejelasan membuat ia terkadang merasa kesepian akan sosok pria yang seharusnya mengayomi, melindungi, dan menafkahinya. Namun ia tidak pernah mengeluh karena menurutnya melihat anaknya kelak sukses adalah obat dari semua masalahnya. Ia tidak ingin memperlihatkan air matanya mengalir di depan anak-anaknya meski pada akhirnya air mata itu mengalir saat ia sedang bercakap dengan anak sulungnya. Di setiap doanya selalu disebut kedua nama anaknya.
Hanya kekuatan doalah yang membuat ia bisa bertahan hingga detik ini. Menjalani hidup di kota orang bersama kedua putrinya. Mencari nafkah dari pagi hingga petang. Betapa mulianya hati seorang ibu. Hanya anaknyalah yang bisa membuatnya tegar menjalani hidupnya yang penuh dengan lika-liku permasalahan. Ekonomi yang pas-pasan, namun beruntung ia dikaruniai dua anak yang selalu rajin membantu pekerjaannya dan prestasi anak pun membayar keringatnya.
Eka Nurjanah
Mahasiswi Politeknik Negeri Jakarta
The post Kisah Nuraeni, Ibu Tangguh Perantau Asal Brebes appeared first on BEKASIMEDIA.COM.
Sumber Suara Jakarta