Pagi buta seorang bapak memulai aktifitasnya. Hiruk pikuk pasar yang ramai dan becek ketika hujan bukan penghalang bagi bapak yang berprofesi sebagai kuli panggul di Pasar Baru Bekasi ini mencari nafkah halal untuk keluarga.
Bapak ini merupakan cerminan kecil dari banyaknya orang yang menggantungkan hidup di pasar tradisional. Mulai dari pedagang sayuran, pedagang makanan, para pengais sampah plastik, tukang ojek, sampai kuli panggul barang tumpah ruah di tempat ini.
Keadaan lingkungan yang jauh dari kata bersih dan wangi seperti ini saja ternyata mampu memberi penghidupan kepada orang-orang yang ada didalamnya.
Sepersen dua persen keuntungan mereka raih setiap harinya, tidak sebanyak pengusaha supermarket memang, namun banyak menghidupi orang kecil.
Salah satu pekerjaan yang mengandalkan tenaga manusia juga diperjualkan disana, seperti kuli panggul. Membawa barang bawaan pembeli yang kesusahan membopongnya. Kadang juga memanggul barang yang baru tiba di pasar dari mobil barang ke kios-kios pedagang.
Kebanyakan mereka hanya mengandalkan kekuatan pundak untuk memikul barang-barang yang ada di pasar. Tergantung berat dari barang yang akan dibawa. Jika berat dipikul dengan mengandalkan pundak, jika ringan maka hanya ditenteng dengan tangan.
Tujuan mereka melakukan itu semua sederhana, hanya untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Terutama menyekolahkan anak. Bagaimana pun jalan yang mereka lakukan demi mencapai tujuan tersebut.
Setidaknya mereka masih berusaha untuk bekerja. Tidak berbuat hal-hal kriminal. Berusaha untuk tidak meminta-minta.
***
Oleh: Melind Kurniaty Marpaung
Mahasiswi Politeknik Negeri Jakarta
Foto: Suasana bongkar muat beras dari mobil supplier ke kios-kios. Pasar Baru Bekasi, 08 Mei 2016.
The post Kuli Panggul, Mengadu Nasib di Pasar Tradisional appeared first on BEKASIMEDIA.COM.
Sumber Suara Jakarta