Dalam kehidupan, semua manusia diberi kesempatan untuk melewati dan merasakan masa-masa yang sama. Mulai dari masa anak-anak, remaja, dewasa, dan lanjut usia. Setiap masa pasti terjadi suatu proses kehidupan di dalamnya, tidak ada satu orang pun yang tidak pernah merasakan proses untuk tumbuh dan melihat kehidupan. Saat melewati semua proses manusia selalu membutuhkan pendamping, pelindung yang kupunya saat ini adalah kedua orang tuaku.
Orang tua merupakan faktor yang paling menunjang kehidupan anak-anaknya. Dari mulai dilahirkan, orang yang selalu dekat adalah kedua orang tuanya. Sepasang manusia yang selalu memberikan kasih dan sayang kepada anaknya dan mereka selalu menjadi tembok pelindung bagiku.
Di masa kecilku kehangatan mengalir di tubuh ini saat mereka memegang badanku. Suara mereka ketika menasihatiku begitu damai kudengar. Memberikan candaan-candaan kecil yang membuat kita tertawa bersama, dan tidak lupa selalu menanyakan keadaanku di sekolah. Mereka selalu menganggap anak adalah prioritas, aku sangat merasakan itu sampai tubuhku tidak lagi bisa dianggap sebagai anak-anak.
Sekarang kehangatan itu sedikit demi sedikit menghilang dan hampir tidak bisa kurasakan lagi. Mereka tidak lagi menganggapku prioritas dan hanya mementingkan perasaannya sendiri. Ya, usiaku ini membuat diriku tidak pantas lagi untuk dimanja.
Kasih sayang yang kualami sekarang tidak selengkap dulu, hal ini karena keegoisan yang dimiliki kedua orang tuaku. Suara lembut mereka tidak dapat lagi kudengar, yang terdengar sekarang adalah suara keras yang saling bersaut setiap malam. Tidurku saat ini pun tidak pernah nyenyak. Ingin rasanya sesekali menjadi orang tuli, karena aku bosan mendengar suara itu.
Tidak ada anak yang menginginkan orang tuanya bertengkar, karena pertengkaran orang tua akan menjadi beban yang berpengaruh kepada anak. Begitu juga denganku, kini aku merasa seperti hidup sendiri, tidak ada yang peduli dengan apa yang kulakukan.
Setiap anak masih akan terus membutuhkan kasih sayang kedua orang tuanya sampai kapanpun. Sampai ketika sudah berkeluarga nanti, aku ingin terus merasakan kehangatan dari orang tuaku, tetapi saat usia remajaku saja mereka tidak mementingkan diriku lagi. Kenyataan yang begitu berbeda dari apa yang aku inginkan.
Mungkin aku memang anak pengecut yang hanya diam dan tidak bisa berbuat apa apa. Tapi di luar sikap diamku, aku ingin sekali menjadi penengah diantara mereka. Itu merupakan sebuah keinginan yang ragu untuk kulakukan. Entah hanya aku saja atau semua anak yang memiliki kehidupan keluarga yang sama sepertiku.
Andai mereka tau bagaimana perasaanku, apakah mereka ingin melanjutkan kehidupan yang seperti ini didalam keluarga. Setiap anak akan merindukan perlindungan orang tua dan kasih sayangnya yang penuh dengan kehangata. Mereka seharusnya lebih menunjukan sikap yang lebih dewasa dan mampu untuk menyelesaikan masalahnya di belakang anak-anaknya.
Bagaimanapun orang tua selalu memiliki tempat tersendiri di dalam hati. Tidak ada yang bisa menggantikannya sekalipun rasa kurang peduli yang kudapatkan. Mereka adalah penyemangat untuk hidupku.
Eva Safitri
Mahasiswi Politeknik Negeri Jakarta
The post Rindu Hangat Keluarga appeared first on BEKASIMEDIA.COM.
Sumber Suara Jakarta