Dakwah adalah salah satu aktivitas amal shaleh dan merupakan bentuk nasehat yang nyata baik dalam kehidupan individu, keluarga, institusi, masyarakat, bangsa dan negara bahkan dunia internasional.
Dalam forum-forum internasional kita dapat menyaksikan sosok pemimpin dunia dalam memandang dan merespon berbagai macam persoalan kemanusiaan lebih khusus tentang persoalan keumatan dan keagamaan.
Dari pandangan dan respon yang disampaikan oleh sosok pemimpin suatu bangsa dan negara, atau pemimpin yang levelnya regional, nasional maupun lokal, kita dapat menilai visi, nilai yang dianutnya dan sikapnya baik sebagai pribadi atau sebagai lembaga yang dipimpinnya.
Satu hal yang sering terlewatkan dari seorang pemimpin adalah tentang pewarisan dan regenerasi. Baik pewarisan sifat dan nilai atau pewarisan ideologi yang diperjuangkannya. Sehingga banyak sosok pemimpin masa lalu yang sangat cemerlang bagai bintang namun dimasa datang atau masa berikutnya dia tidak mampu mendidik dan membina anak (nasab) atau keturunan/generasi berikutnya (nasab) menjadi generasi pengganti yang akan melanjutkan estafeta perjuangan dakwahnya.
Hal itu terjadi bisa karena beberapa sebab antara lain ; pertama terlena, lalai dengan kekuasaan atau jabatan (kurang/tidak bersyukur) sehingga ia lupa dengan tugas yang tidak kalah mulianya selain menjadi pemimpin yakni mewariskan sifat-sifat kepemimpinannya dan nilai-nilai luhur (ideologi) yang dianutnya.
Sebab yang kedua, bisa karena lemahnya proses pengkaderan baik lemah secara ideologi, lemah secara metodologi atau lemah dalam siai yang lainnya. Sehingga setelah selesai dia menjalankan amanahnya atau habis masa jabatannya dia meninggalkan generasi yang lemah.
Sebab ketiga, terjadinya kekalahan dalam peperangan yang menjadikan adanya keterputusan generasi (generasi yang hilang). Sehingga dengan situasi yang ada tidak memungkinkan untuk mendidik dan membina generasi dikarenakan sibuk dengan peperangan.
Maka kalau kita berkaca kepada kepemimpinan nubuwwah para nabi dan rosul zaman dahulu kita dapati dari sejarah bagaimana para nabi dan rosul membina anak-anaknya (nasab=anak biologis) maupun para generasi mudanya yang ada pada masanya (sanad=anak idioligis). Bahkan doa-doa yang mereka panjatkan menceritakan dan mencerminkan kekhawatirannya akan nasib generasi penggantinya apakah akan menyembah Allah sebagaimana dirinya atau jangan sampai menyembah selain Allah.
Ayat Al-Quran yang menceritakan demikian kita dapati dalam ayat-ayat berikut ini, semoga menjadi bahan dan bagian dari Tadabur Harian Ramadhan (THR) di hari yang ke-22 ini :
أَمْ كُنْتُمْ شُهَدَاءَ إِذْ حَضَرَ يَعْقُوبَ الْمَوْتُ إِذْ قَالَ لِبَنِيهِ مَا تَعْبُدُونَ مِنْ بَعْدِي قَالُوا نَعْبُدُ إِلَٰهَكَ وَإِلَٰهَ آبَائِكَ إِبْرَاهِيمَ وَإِسْمَاعِيلَ وَإِسْحَاقَ إِلَٰهًا وَاحِدًا وَنَحْنُ لَهُ مُسْلِمُونَ
Adakah kamu hadir ketika Ya’qub kedatangan (tanda-tanda) maut, ketika ia berkata kepada anak-anaknya: “Apa yang kamu sembah sepeninggalku?” Mereka menjawab: “Kami akan menyembah Tuhanmu dan Tuhan nenek moyangmu, Ibrahim, Ismail dan Ishaq, (yaitu) Tuhan Yang Maha Esa dan kami hanya tunduk patuh kepada-Nya”.
QS. 2/Al Baqarah ayat 133
Sebagian nabi mengungkapkannya sebagi doa dan munajat kepada Robb-nya, seperti yang diucapkan oleh nabiyullah Ibrahim As. dalam ayat berikut ini :
الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي وَهَبَ لِي عَلَى الْكِبَرِ إِسْمَاعِيلَ وَإِسْحَاقَ ۚ إِنَّ رَبِّي لَسَمِيعُ الدُّعَاءِ
Segala puji bagi Allah yang telah menganugerahkan kepadaku di hari tua(ku) Ismail dan Ishaq. Sesungguhnya Tuhanku, benar-benar Maha Mendengar (memperkenankan) doa.
رَبِّ اجْعَلْنِي مُقِيمَ الصَّلَاةِ وَمِنْ ذُرِّيَّتِي ۚ رَبَّنَا وَتَقَبَّلْ دُعَاءِ
Ya Tuhanku, jadikanlah aku dan anak cucuku orang-orang yang tetap mendirikan shalat, ya Tuhan kami, perkenankanlah doaku.
رَبَّنَا اغْفِرْ لِي وَلِوَالِدَيَّ وَلِلْمُؤْمِنِينَ يَوْمَ يَقُومُ الْحِسَابُ
Ya Tuhan kami, beri ampunlah aku dan kedua ibu bapaku dan sekalian orang-orang mukmin pada hari terjadinya hisab (hari kiamat)”.
QS. Ibrahim (14) ayat 39-41
Sedangkan dalam ayat lain Allah memperingatkan kita jangan lengah/lalai dan hendaklah kita takut akan meninggalkan generasi yang lemah :
وَلْيَخْشَ الَّذِينَ لَوْ تَرَكُوا مِنْ خَلْفِهِمْ ذُرِّيَّةً ضِعَافًا خَافُوا عَلَيْهِمْ فَلْيَتَّقُوا اللَّهَ وَلْيَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا
Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan dibelakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar.
QS. Annisa (4) ayat 9 :
وَلْيَخْشَ الَّذِينَ لَوْ تَرَكُوا مِنْ خَلْفِهِمْ ذُرِّيَّةً ضِعَافًا خَافُوا عَلَيْهِمْ فَلْيَتَّقُوا اللَّهَ وَلْيَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا
Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan dibelakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar.
Kondisi terburuk adalah ancaman yang disampaikan Allah apabila anak atau genersi muda kita tidak peduli dengan dakwah bahkan murtad (keluar) dari agama Allah, na’udzubillahi min dzalik :
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا مَنْ يَرْتَدَّ مِنْكُمْ عَنْ دِينِهِ فَسَوْفَ يَأْتِي اللَّهُ بِقَوْمٍ يُحِبُّهُمْ وَيُحِبُّونَهُ أَذِلَّةٍ عَلَى الْمُؤْمِنِينَ أَعِزَّةٍ عَلَى الْكَافِرِينَ يُجَاهِدُونَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ وَلَا يَخَافُونَ لَوْمَةَ لَائِمٍ ۚ ذَٰلِكَ فَضْلُ اللَّهِ يُؤْتِيهِ مَنْ يَشَاءُ ۚ وَاللَّهُ وَاسِعٌ عَلِيمٌ
Hai orang-orang yang beriman, barangsiapa di antara kamu yang murtad dari agamanya, maka kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum yang Allah mencintai mereka dan merekapun mencintai-Nya, yang bersikap lemah lembut terhadap orang yang mukmin, yang bersikap keras terhadap orang-orang kafir, yang berjihad dijalan Allah, dan yang tidak takut kepada celaan orang yang suka mencela. Itulah karunia Allah, diberikan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya, dan Allah Maha Luas (pemberian-Nya), lagi Maha Mengetahui.
QS.Al-Maidah (5) ayat 54
Agar jangan sampai murtad, Allah sudah memberikan peringatan dalam ayat berikut ini :
وَلَنْ تَرْضَىٰ عَنْكَ الْيَهُودُ وَلَا النَّصَارَىٰ حَتَّىٰ تَتَّبِعَ مِلَّتَهُمْ ۗ قُلْ إِنَّ هُدَى اللَّهِ هُوَ الْهُدَىٰ ۗ وَلَئِنِ اتَّبَعْتَ أَهْوَاءَهُمْ بَعْدَ الَّذِي جَاءَكَ مِنَ الْعِلْمِ ۙ مَا لَكَ مِنَ اللَّهِ مِنْ وَلِيٍّ وَلَا نَصِيرٍ
Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka. Katakanlah: “Sesungguhnya petunjuk Allah itulah petunjuk (yang benar)”. Dan sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah pengetahuan datang kepadamu, maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu. QS. 2 : 120
Kenapa kedua golongan ini sangat diwaspadai? Jawabannya dari Allah langaung yaitu pada ayat berikut ini :
لَتَجِدَنَّ أَشَدَّ النَّاسِ عَدَاوَةً لِلَّذِينَ آمَنُوا الْيَهُودَ وَالَّذِينَ أَشْرَكُوا ۖ وَلَتَجِدَنَّ أَقْرَبَهُمْ مَوَدَّةً لِلَّذِينَ آمَنُوا الَّذِينَ قَالُوا إِنَّا نَصَارَىٰ ۚ ذَٰلِكَ بِأَنَّ مِنْهُمْ قِسِّيسِينَ وَرُهْبَانًا وَأَنَّهُمْ لَا يَسْتَكْبِرُونَ
Sesungguhnya kamu dapati orang-orang yang paling keras permusuhannya terhadap orang-orang yang beriman ialah orang-orang Yahudi dan orang-orang musyrik. Dan sesungguhnya kamu dapati yang paling dekat persahabatannya dengan orang-orang yang beriman ialah orang-orang yang berkata: “Sesungguhnya kami ini orang Nasrani”. Yang demikian itu disebabkan karena di antara mereka itu (orang-orang Nasrani) terdapat pendeta-pendeta dan rahib-rahib, (juga) karena sesungguhnya mereka tidak menymbongkan diri. QS. Al-Maidah (5) ayat 82
Selain itu jawaban utamanya ada pada surat Al-Fatihah (1) ayat dua ayat terakhir (6-7) berbunyi :
اهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيمَ
Tunjukilah kami jalan yang lurus,
صِرَاطَ الَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ الْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّالِّينَ
(yaitu) Jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepada mereka; bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat.
Semoga para anak didik kita, generasi muda kita Allah jaga dan kita selamatkan dengan berbagai macam aktivitas dakwah dan kebaikan tanpa mengekang ekspresi hobi atau kreativitasnya.
Sehingga dengan pendidikan dan pembinaan (tarbiyah) Ramadhan ini mereka akan menjadi Pemuda yang “Keren Sekali” pasca Ramadhan (Calon Alumni), entah sosok tersebut membutuhkan berapa kali Ramadhan bisa dibentuknya.
Karakteristiknya ada pada sifat dan karakter unggulan diantaranya; baik akidahnya, shahih dan benar ibadahnya, akhlaknya terpuji, terampil kreatif dan terkoneksi dengan lingkungan, berdedikasi mandiri dan menghasilkan.
Wallahu a’lam.
Masjid Al-Ihsan VMG 2, 27/06/16
@dimyat1
FB : Dimyat Muqsith
Blog : http://ift.tt/297oQaZ
Foto: Hamas Syahid Izzudin (aktor film islami)
The post Inilah Profil Pemuda Keren Pasca Ramadhan appeared first on BEKASIMEDIA.COM.
Sumber Suara Jakarta