Memaknai Berkah Ramadhan dan Kepergian Muhammad Ali

Para ulama mendefinisikan berkah itu dengan ziyadatul khair yang artinya bertambahnya kebaikan. Rasulullah dalam khutbahnya saat menyambut datangnya bulan Ramadhan menyebutkan Ramadhan dengan beberapa sebutan sebagai bentuk pemuliaan dan pengagungan, diantaranya adalah Ramadhan sebagai bulan penuh rahmat, berkah dan ampunan.

Kalau mau dikumpulkan banyak kisah terkait dengan keberkahan yang ada di bulan suci Ramadhan, baik masa dulu (sejarah), masa kini (sekarang) atau masa yang akan datang (seiring perjalanan waktu) sebagai orang yang mengaku beriman kepada kitab Al-Quran.

Mewakili masa lalu (sejarah), tidak jauh sampai masa kenabian, masa sahabat dan khulafaur rosyidin, masa tabiit-tabiin, sejarah bangsa kita tercinta ini saja (NKRI) lahir pada bulan suci Ramadhan.

Sedangakan mewakili masa kini, sesaat menjelang datangnya dan atau masuknya bulan suci Ramadhan kemarin kita menyaksikan melalui media yang ada peristiwa meninggalnya Sang Petinju Legendari Pemegang Juara Dunia dari Amerika  Serikat Muhammad Ali. Kita menyaksikan bagaimana masyarakat Amerika Serikat mengiringi, mendoakan, menyolatkan dan mengantarkan kepergian Sang Juara. Meskipun jauh dari tanah air kita menyaksikannya (disini) namun kita bisa merasakan perasaan dan getaran hati mereka.

Bagaimana tidak, saat mereka mengumandangkan lafadz-lafadz Allah melalui dzikir dan doa mereka dalam dan diluar shalat, kita merasakan kedekatan batin kita dengan mereka, ternyata kita satu, kita bersama dan kita bersaudara yaitu saudara seakidah dan sekeyakinan. Allah satu-satunya dzat yang kita sembah.

Ada tiga kemungkinan penulis memandang fenomena peristiwa yang mengharukan diatas:

Pertama, seberapa besar nilai-nilai kebaikan yang ditorehkan oleh Almarhum Muhammad Ali selain sebagai petinju legendaris sebagai pemegang juara dunia. Selain dia seorang muallaf yang memeluk Islam sebagai ajaran dan pedoman hidupnya, selain kesabaran dalam menghadapi ujian hidup, termasuk penyakit yang dideritanya diakhir hayatnya. Selain juga sebagai pekerja dalam proyek peduli sosial yang dijalankannya. Sehingga masyarakat Amerika Serikat begitu kehilangan beliau, semoga hal di atas menjadi tanda khusnul khotimah atas kepergiannya.

Kedua, seberapa pengaruh politik negara Amerika Setikat saat ini dikaitkan dengan realitas yang ada diatas. Sebagaimana kita tahu masyarakat Amerika saat ini sedang akan memilih calon presiden barunya. Ada dua tokoh sentral di Amerika saat ini yaitu pertama Presiden Obama yang saat ini masih menjabat, tidak bisa maju karena sudah dua periode. Kedua ada Calon Presiden dari Kubu Demokrat yaitu Donal Trump yang kita tahu belakangan ini sangat kentara sekali resistennya dengan isu yang terkait umat Islam, beberapa pernyataan kontroversialnya terkadang menyakiti sebagai besar umat islam. Dan kita tahu Presiden Obama juga kurang bersahabat dengan sikapnya itu. Semoga bukan karena itu.

Ketiga, adalah jika fenomena diatas kita kaitkan dengan bulan penuh rahmat, berkah dan ampunan yakni bulan Ramadhan. Dimana kita yakini bahwa secara atmosfer Keberkahan Ramadhan akan membawa kita, menyentuh kita pada hal-hal yang terkait dengan aspek rohani kita, spiritualitas kita sedang meningkat. Semangat kita untuk memaknai hidup dan kehidupan kita di alam dunia sedang tumbuh subur seiring dengan kebaikan yang ada di bulan suci Ramadhan.

Kalaupun karena dalam ajaran umat beragama yang mayoritas di Amerika Serikat diajarkan juga toleransi dan ajaran cinta kasih, tetapi penulis yakin bahwa peristiwa yang mengharukan saat prosesi pemakaman Sang Petinju Legendaris Muhammad Ali kemarin telah menjadi fenomena dakwah bil hal secara lebih global. Apalagi dengan disiarkan langsung oleh pihak televisi pemerintah. Semoga menjadi sarana untuk lebih memaknai dan berbagi keberkahan Ramadhan.

Dan kita yakini selama dunia ini masih ada, indahnya Ramadhan dan berbagi berkahnya Ramadhan akan tetap hadir menyertai umat manusia baik masa kini maupun di masa Ramadhan yang akan datang…

Terakhir pada Tadabbur Harian Ramadhan keenam ini penulis ketengahkan dua kutipan surat untuk kita tadaburi :

Surat Al Anbiya (21) ayat 107:

وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلَّا رَحْمَةً لِلْعَالَمِينَ

Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam.

Surat Al-Lail (92) ayat 5-10

فَأَمَّا مَنْ أَعْطَىٰ وَاتَّقَىٰ

Adapun orang yang memberikan (hartanya di jalan Allah) dan bertakwa,

وَصَدَّقَ بِالْحُسْنَىٰ

dan membenarkan adanya pahala yang terbaik (surga),

فَسَنُيَسِّرُهُ لِلْيُسْرَىٰ

maka Kami kelak akan menyiapkan baginya jalan yang mudah.

وَأَمَّا مَنْ بَخِلَ وَاسْتَغْنَىٰ

Dan adapun orang-orang yang bakhil dan merasa dirinya cukup,

وَكَذَّبَ بِالْحُسْنَىٰ

serta mendustakan pahala terbaik,

فَسَنُيَسِّرُهُ لِلْعُسْرَىٰ

maka kelak Kami akan menyiapkan baginya (jalan) yang sukar.

Wallahu a’lam.

Bekasi, 11/06/16

@dimyat1

The post Memaknai Berkah Ramadhan dan Kepergian Muhammad Ali appeared first on BEKASIMEDIA.COM.



Sumber Suara Jakarta

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama