Ramadhan sebagai bulan ibadah (syahrul ibadah) di siang harinyanya kita isi dengan Siyamu Ramadhan dan di malam harinya kita diisi dengan Qiyamu Ramadhan.
Seseorang manusia biasa jika mengikuti rangkaian ibadah Ramadhan mulai dari sahur, imsak, shubuh, dzuhur, ashar, maghrib, isya, shalat tarawih dll. yang begitu padat dan melelahkan sangat berpotensi untuk membuat seseorang menjemukan dan membosankan.
Tapi tidak demikian halnya bagi seseorang atau manusia luar biasa, yang didalamnya ada iman atau keyakinan ditambah juga dengan pemahaman dan keikhlasan. Ramadhan benar-benar menjadi ibadah yang sangat menyenangkan. Semakin hari semangat dan motivasinya semakin terbakar. Sesuai dengan arti Ramadhan itu sendiri secara bahasa yakni membakar (membakar berbagai macam kotoran lahir dan batin).
Tips Pertama : Menghadirkan Keimanan Jiwa dan Melandasi Ibadah dengan Ilmu
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa, QS. 2 : 183
وَلَا تَقْفُ مَا لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ ۚ إِنَّ السَّمْعَ وَالْبَصَرَ وَالْفُؤَادَ كُلُّ أُولَٰئِكَ كَانَ عَنْهُ مَسْئُولًا
Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya. Q.S. 17 : 36
Tips Kedua : Menjadikan Rasulullah Sebagai Teladan dan Mewujudkan Dampak Sosial Ibadah Ramadhan
مَا أَفَاءَ اللَّهُ عَلَىٰ رَسُولِهِ مِنْ أَهْلِ الْقُرَىٰ فَلِلَّهِ وَلِلرَّسُولِ وَلِذِي الْقُرْبَىٰ وَالْيَتَامَىٰ وَالْمَسَاكِينِ وَابْنِ السَّبِيلِ كَيْ لَا يَكُونَ دُولَةً بَيْنَ الْأَغْنِيَاءِ مِنْكُمْ ۚ وَمَا آتَاكُمُ الرَّسُولُ فَخُذُوهُ وَمَا نَهَاكُمْ عَنْهُ فَانْتَهُوا ۚ وَاتَّقُوا اللَّهَ ۖ إِنَّ اللَّهَ شَدِيدُ الْعِقَابِ
Apa saja harta rampasan (fai-i) yang diberikan Allah kepada Rasul-Nya (dari harta benda) yang berasal dari penduduk kota-kota maka adalah untuk Allah, untuk Rasul, kaum kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin dan orang-orang yang dalam perjalanan, supaya harta itu jangan beredar di antara orang-orang kaya saja di antara kamu. Apa yang diberikan Rasul kepadamu, maka terimalah. Dan apa yang dilarangnya bagimu, maka tinggalkanlah. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah amat keras hukumannya. QS. 59 : 7
تْلُ مَا أُوحِيَ إِلَيْكَ مِنَ الْكِتَابِ وَأَقِمِ الصَّلَاةَ ۖ إِنَّ الصَّلَاةَ تَنْهَىٰ عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ ۗ وَلَذِكْرُ اللَّهِ أَكْبَرُ ۗ وَاللَّهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُونَ
Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al Kitab (Al Quran) dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan mungkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain). Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan. QS. 29 : 45
Tips Ketiga: Menjaga Keikhlasan dan Menghindarkannya dari Sifat Riya
وَمَا أُمِرُوا إِلَّا لِيَعْبُدُوا اللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ حُنَفَاءَ وَيُقِيمُوا الصَّلَاةَ وَيُؤْتُوا الزَّكَاةَ ۚ وَذَٰلِكَ دِينُ الْقَيِّمَةِ
Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus. QS. 98 : 5
Dalam sebuah haditsnya Rasulullah SAW bersabda:
ان اخوف ما اخاف عليكم الشرك الا صغر . قالوا : وما الشرك الا صغر يا رسول الله؟ قال : الرياء…
Artinya :
Sesungguhnya sesuatu yang paling aku takutkan terjadi pada kalian adalah syirik yang kecil. Para sahabat bertanya : “Apakah syirik yang kecil itu ya Rasulullah?”
Rasulullah menjawab : “riya” H.R. Ahmad
لا يقبل الله من العمل الا كان له خالصا وابتغي به وجهه…
Artinya :
Allah tidak menerima amal, kecuali amal yang dikerjakan dengan ikhlas karena Dia semata-mata dan dimaksudkan untuk mencapai keridhoan-Nya HR. Ibnu Majah
Ciri-ciri orang ikhlas para ulama menyebutkan diantaranya:
1. Tidak terpengaruh pada pujian dan celaan
2. Tidak marah atau kecewa ketika tidak ada respon atau balasan dari orang lain
3. Tidak ada perbedaan amalannya kala sendiri maupun berjamaah
Empat ciri riya: malas jika sendiri, rajin bila berjamaah, tambah amalnya jika dipuji,
kurang amalnya kalo tdk ada yg memuji
4. Tidak berbangga diri di hadapan orang lain
5. Suka beramal diam-diam dan memiliki amal unggulannya
6. Baginya, kegagalan maupun keberhasilan adalah sama saja
7. Tetap pada pendirian dan tidak berubah
8. Jika orang lain mdpt nikmat maka ia ikut bergembira begitu pula sebaliknya bila orang lain mendapat musibah, ia ikut merasakan
9. Tidak mengungkit-ngungkit amalan yg dia lakukan
10. Merasa nikmat dalam beramal ibadah
Dengan memperhatikan tiga tips di atas semoga amaliah ibadah kita selama bulan suci Ramadhan terpelihara sampai akhir bulan Ramadhan. Semoga nilai-nilai tersebut terus kita pelihara dan tertanam di sebelas bulan lainnya.
Demikian Tadabur Harian Ramadhan (THR) edisi ketujuh. Wallahu ‘alam bishawab.
Bekasi, 12/06/16
@dimyat1
Foto: Suasana tarawih di Masjid Al Azhar Summarecon Bekasi
The post Tips Mengawal Amaliyah Ramadhan Sampai Tuntas appeared first on BEKASIMEDIA.COM.
Sumber Suara Jakarta