Jika menilai kinerja Bupati Petahana Kabupaten Bekasi Neneng Hasanah Yasin, apa yang paling bisa dilihat oleh warga tanpa membuka-buka data, angka-angka, grafik dan sejenisnya. Ada satu hal yang sangat mudah terlihat, Anda tinggal keluar rumah, nyalakan kendaraan roda dua lalu coba susuri jalan-jalan utama di Kabupaten Bekasi.
Bagaimana kalau kita coba arahkan kendaraan ke Jalan Kalimalang. Poros yang menghubungkan bagian barat dengan timur. Bersama jalan Negara, Jalan Kalimalang adalah poros yang membelah Kabupaten Bekasi menjadi 2 bagian, utara dan selatan.
Cobalah susuri Jalan Kalimalang dari arah barat. Dimulai dari perbatasan Kabupaten dengan Kota Bekasi di Tol Bekasi Timur, terus mengarah ke timur menuju Tambun. Apa yang anda lihat? Ya disana masih ada pembangunan pelebaran jalan yang belum selesai. Seratus dua ratus meter jalan di sisi kiri itu telah dicor, lalu terputus beberapa meter. Didepannya ada lagi yang sudah dicor. Sempitnya jalan dan ketiadaan pembatas jalan, menjadikan jalur ini sangat rawan kecelakaan. JIka bertanya kenapa cor jalan setengah-setengah, mungkin jawaban yang akan diberikan adalah, “anggaran belum ada untuk menyelesaikan itu”.
Mari lanjutkan perjalanan menuju timur. Melewati jembatan Legenda Wisata. Lurus terus ke timur melewati SPBU dengan musholla terawat yang ada kolam ikannya itu. Lurus terus sedikit lagi, sebelum Jembatan Setu. Aduhai, apa yang akan kita temui di sebelah kiri?
Gunungan Sampah!
Ya, gunungan sampah itu sangat mengganggu. Cukup mengganggu saudara-saudara. Kadang di sore hari, entah siapa, ada yang membakar sampah-sampah itu. Entah kenapa sampah-sampah ini tidak pernah diangkut. Tidak pernah pula terlihat aksi semacam shock teraphy dari Pemda bagi warga yang membuang sampah di tempat itu. Yang terlihat adalah papan nama larangan membuang sampah. Hanya itu. Hampir Lima tahun berkuasa, rasanya tidak mungkin bupati belum pernah melewati tempat ini.
Kita lanjutkan perjalanan menuju timur, melewati Jembatan Setu kita akan menemui taman yang indah, pohon-pohon rindang pemisah jalan jalur kanan dan kiri. Nah, idealnya taman seperti ini menghiasi sepanjang Jalan Kalimalang.
Dari situ lurus terus lalu berputar dan menyeberang di jembatan kecil depan PT YKK, belok kiri sampai perempatan Jalan arteri tol Cibitung. Menyeberangi itu lalu lurus terus sampai Jembatan Akses Kawasan Industri MM2100, belok kiri menuju Jalan Kalimalang lagi, lalu belok kanan.. Jreng.. Jreng.. Jreng..
Sampah lagi!
Ya, tumpukan sampah itu, bungkusan plastik yang didominasi warna hitam dan merah. Selalu begitu, diam ditempat dan terus bertambah. Entah kapan terakhir kali sampah-sampah itu diangkut.
Bupati Neneng belum pernah melihat tumpukan sampah itu? Mungkin gak ya? Selama lima tahun terakhir ini?
Yang saya tahu, yang biasa melewati jalan itu bukan hanya ribuan buruh yang bekerja di kawasan industri. Tetapi mereka juga para ekspatriat. Para pemilik modal asing atau eksekutif asal Jepang, Korea dan sebagainya yang duduk sebagai top level manajemen di perusahaan-perusahaan joint venture. Adakalanya mereka tidak melewati jalan tol dan memilih jalur itu.
Jika melewati sampah-sampah itu dan meneruskan perjalanan menuju timur, maka tumpukan sampah pula yang akan ditemui sebelum pintu masuk Kawasan Jababeka.
Ini pandangan mata saya di Jalur Kalimalang. Jalur yang seharusnya menjadi etalase Kabupaten Bekasi. Jadi, bagaimana menurut anda kinerja Neneng mengurus sampah, apakah berhasil?
Enjang Anwar Sanusi
The post Bupati Neneng Hasanah Yasin Gagal Kelola Sampah appeared first on BEKASIMEDIA.COM.
Sumber Suara Jakarta