Apakah tak dianggap lagi
Perjuangan kemanusiaanku yang tanpa pamrih?
Tentang masa aku terjaga saat orang tidur pulas
Apalagi saat orang bangun, terkadang aku harus tetap terjaga
Keringatku apakah sudah tak bernilai
Percikan air ketuban ke tubuhku tidak lagi berhargakah?
Percikan darah ke ragaku sudah tak berarti lagikah?
Tidak bermaknakah percikan urin yang bersimbah ke jasadku?
Kenapa masa pendidikan diperpanjang?
Kenapa masa internship diwajibkan?
Kenapa pendidikan dokter layanan primer diadakan?
Masa residen menjadi masa tersulit
Kini pendapatan seperti terjepit
Kini kurang istirahat membikin sakit
Kini biaya kesehatan dikerdilkan
Kini tergambar jelas pembatasan tarif obat dan tindakan
Kini asuransi melimitasi pemeriksaan
Dokter dituduh “berselingkuh” dengan farmasi
Dokter dituduh terima gratifikasi
Dokter dianggap terima komisi
Sepak terjang pengabdianku di daerah tak dihargai
Kekuatan hirarkis terhadap taruhan nyawa seakan tak berarti
Dan ego penguasa seenaknya mengusir dan memutasi
Darahku bergejolak,
Tak ada yang pantas selain bulatkan tekad untuk berjuang
BERSATU dan LAWAN
Dengan semangat membuncah
Namun hati yang tetap tenang
Dokter manusia biasa yang punya rasa
Dokter insan biasa yang punya asa
Kalau kami miskin dibilang itulah pengabdian
Kalau kami kaya dicurigai dan didengki
Kalau ada yang kaya karena kami kerja 24 jam sehari, 7 hari seminggu atau usaha lain
Kalau kami ringankan biaya pasien atau bebaskan jasa dokter, kami tak koar-koar atau bikin pengumuman
Pendidikan dokter sudah mahal, lama dan tolong jangan diperlama
Pendidikan residen jangan dipersulit
Jangan kerdilkan anggaran kesehatan
Jangan keterlaluan batasi plafon tindakan
Demi keamanan dan kenyamanan pasien
Jangan kau tuduh kami terima gratifikasi
Jangan kau tuduh kami terima komisi
Karena itu semua untuk ilmiah dan studi
Bantu kami bekerja dengan jaminan hidup layak,
Bantu kami dengan jamin biaya kesehatan dan keselamatan
Bantu kami dengan ketenangan dalam melayani pasien
Jangan hantui dengan pengusiran dan mutasi
Hargailah profesi kami
Karena kami mencintai negeri ini tanpa pamrih
Dedikasi dan pengorbanan kuberikan demi masyarakat
Masyarakat sehat dan berkualitas
Dan demi kemajuan bangsa dan negara yang aku cintai
Hormati tindakan kami
Menyatukan hati dan dedikasi
Untukmu pemerintah negeriku
Demi mewujudkan masyarakat yang cerdas dan sehat
Seperti inspirasi dan amanah perjuangan marwah kemerdekaan RI
JIKA MEMANG NEGERI INI MASIH PERLU DOKTER
IDI Cabang Tangerang Selatan
Oleh : dr Riris Wd, M.Si
Dokter Saintifikasi Jamu, Konsultan Kecantikan klinik dR-Bintaro, Peneliti Herbal Medis dan Kecantikan, Akupunkturis, dan Dosen
The post Semangat Aksi Damai IDI: Suara Hati Dokter Indonesia appeared first on BEKASIMEDIA.COM.
Sumber Suara Jakarta