Oleh: Sri Widiyastuti
Menitik air mata saya ketika membaca berita, ribuan kaum muslimin warga Ciamis berjalan kaki dalam rangka mengikuti aksi damai Bela Islam yang akan digelar pada tanggal 2 Desember 2016 mendatang di Monas, Jakarta. Mereka berjalan kaki menempuh jarak kurang lebih 270 KM – 300 KM Ciamis-Jakarta untuk membela Islam yang dinistakan.
Membayangkan perjalanannya saja, saya sudah sesak. Terharu dan geram bercampur satu. Terharu dengan ghirah mereka dalam membela Islam. Meski harus berjalan kaki beratus kilometer karena bis dan angkutan umum dilarang mengangkut mereka. Geram kepada pemerintah yang telah dzolim kepada umat Islam.
Itulah gambaran orang-orang yang mencintai Allah dengan keimanan yang tinggi. Meski halangan dan rintangan di depan mata. Meski cibiran dan cemoohan datang dari musuh-musuh Islam maupun kalangan Umat Islam sendiri, mereka tetap tegar dan kokoh pendirian.
Dan seperti kita ketahui bersama fenomena ini memang sudah diisyaratkan oleh Rasulullah SAW lewat lisannya yang mulia, empat belas abad yang lalu bahwa sebagaimana Islam awalnya datang dalam keadaan asing di kalangan kaum musyrikin, maka Islam pun akan kembali asing, bahkan dikalangan umat Islam itu sendiri.
Inilah mungkin yang mendasari kesabaran dan keteguhan jiwa kaum muslimin warga Ciamis. Mereka memiliki sikap berani yang dituturkan secara indah oleh DR. Syaikh Yusuf Al Qordhowi dalam buku “Seberapa Berani Anda Membela Islam?” yang ditulis Yusuf Na’im. (halaman 7).
“Sikap pemberani adalah kekuatan jiwa. Pemiliknya dapat mengemban perkara-perkara yang mulia dan menjauh dari hal-hal hina. Kekuatan yang menjadikannya besar meskipun dia kecil, kaya dalam kemiskinan dan kuat dalam kelemahannya. Kekuatan yang menjadikannya memberi sebelum meminta hak: Kewajiban terhadap Tuhannya, diri dan agamanya. Tidak akan berkembang sikap pemberani yang masih kosong dan mendidik para ksatria saleh, kecuali dalam naungan akidah yang kuat dan kemuliaan yang kukuh.”
Mereka serahkan jiwa dan raga mereka, harta mereka, meninggalkan keluarga mereka hanya mengharap kebaikan dalam kepahitan dan kesulitan berjihad di jalan Allah.
Mereka bukan dari kalangan orang yang mengatakan,”Ya Allah, aku tidak senang melihat kemungkaran ini, namun aku tidak mampu mencegahnya.” (halaman 38)
Membela Islam bukan hanya tugas para ulama saja, tetapi membela Islam menjadi tugas umat Islam yang mencintai Allah dan Rasul-Nya dan yang beriman kepada hari akhir. Karena semua perbuatan kita di dunia ini, apa yang kita perjuangkan di dunia ini, apa yang kita bela di dunia ini akan dimintai pertanggungjawabannya di akhirat kelak.
Saya beruntung dapat membaca buku karya Yusuf Na’im ini. Buku yang sarat motivasi dan semangat dalam menumbuhkan keberanian dalam membela Islam.
Buku ini membahas tentang esensi sikap berani membela Islam dan karakter pemberani. Buku ini terdiri dari 3 bab, yang terdiri dari; bab pertama muqodimah, bab kedua membahas karakter pemberani dan bab ketiga penutup.
Di dalam bab kedua, Na’im Yusuf menjabarkan dengan jelas dan ringkas 13 ciri khas atau karakter orang yang berani membela Islam.
Ketiga belas karakter mujahid ini yaitu, mencintai masjid, menyeru ke jalan Allah, bersungguh-sungguh dan tanggap , bersikap aktif dan bertanggungjawab, bercita-cita yang tinggi, mulia dan terhormat, berani di atas kebenaran, berani, berjihad dan berkorban, teguh di atas kebenaran, sabar dan membiasakan diri, memenuhi janji dan jujur pada Allah, tidak mudah putus asa dan pesimis.
Buku ini menjadi sangat menarik, dari segi tampilan cover yang sederhana tetapi cantik. Judul yang memikat dan menyelusup jauh ke dalam ruang hati yang terdalam. Sudahkah saya berani membela Islam?
Pertanyaan yang kemudian muncul meminta jawaban pasti. Font hurup yang besar membuat mata nyaman membacanya dan layout buku yang menarik. Dibuka dengan mutiara al Qur’an dan mutiara hadits yang isinya menggetarkan ruang kalbu.
Buku ini dikemas dalam bahasa yang ringan dan setiap lembarnya disertai dengan kisah-kisah keteladanan Nabi dan Rasul, khususnya keteladan Rasulullah SAW dan para sahabatnya, serta generasi shalafushalih dalam menempatkan keberanian dalam berdakwah, berjuang menegakan keadilan dan membela Islam.
Identitas Buku:
Judul Buku : Seberapa Berani Anda Membela Islam?
Penulis : Na’im Yusuf
Cetakan : Cetakan pertama, Mei 2016
Tebal : 274 Halaman
ISBN : 978-979-25-2643-1
Peresensi : Sri Widiyastuti (sri.widiyastuti@gmail.com, twitter:@ceritaummi, IG: @tutiarien. http://ift.tt/2gw56lc )
The post “Menakar Seberapa Berani Anda Membela Islam?” appeared first on BEKASIMEDIA.COM.
Sumber Suara Jakarta