Aher, Budi Waseso dan Ormas Islam Siap Jihad Lawan Narkoba

BEKASIMEDIA.COM – Peredaran dan penggunaan narkotika serta obat-obatan berbahaya (narkoba), sudah merasuki berbagai segmen masyarakat. Bahkan hingga merambah ke berbagai kalangan intelektual seperti akademisi, pegawai negeri, para publik figur, serta berbagai kalangan masyarakat lainnya.

Tentu penggunaan narkoba yang merata ini menjadi pendorong hancurnya tatanan masyarakat. Oleh karenanya sudah seharusnya permasalahan narkoba diantisipasi lebih serius.

Sebab, dampak narkoba lebih jauh lagi dikhawatirkan dapat menghancurkan peradaban bangsa dan negara, yang telah susah payah dibangun dengan ideologi Pancasila. Untuk itu pada tahapan ini, masalah narkoba layak dinyatakan sebagai ancaman terhadap ketahanan nasional.

Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan (Aher), selaku narasumber pada seminar nasional bertajuk “Perang Melawan Narkoba Demi Menyelamatkan NKRI” yang diselenggarakan Lembaga Persahabatan Ormas Islam (LPOI), mengatakan, besarnya dampak narkoba yang bisa mengancam keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), bisa diperangi mulai dari instansi terkecil di masyarakat yakni keluarga.

“Perbincangan tentang narkoba spektrumnya sangat luas. Dari spektrum yang sangat luas tersebut. Saya masuk dari yang paling kecil yaitu keluarga,” kata Ahmad Heryawan.

“Tentu secara global kita harus paham, pada saat yang sama, yang utama dan pertama harus kita siapkan yaitu kekuatan keluarga,” tambahnya.

Aher menambahkan, dari keseluruhan anggota keluarga, maka yang paling rentan terpengaruh pergaulan narkoba adalah anak. Biasanya masalah tersebut timbul dari pola pengasuhan orang tua yang kurang tepat.

Orang tua yang cenderung memerintah, menyalahkan, meremehkan, menasehati, berkomunikasi dengan cara yang salah, memberi standar pada anak untuk menghormatinya, serta mendahulukan hukuman dalam mendidik anak, menjadi tekanan tersendiri bagi anak.

Maka diluar kehidupan keluarga, anak akan mencari tempat, atau lingkungan pergaulan yang nyaman bagi dirinya. Pergaulan dimana dirinya dapat diterima dengan apa adanya. Salah- salah, anak masuk ke pergaulan yang salah, lebih parah lagi masuk ke lingkungan pengguna narkoba.

“Itulah fenomna remaja BLAST, atau Bored, Lonely, Angry, Stressed, Tired. Akibatnya anak kehilangan kepercayaan dan mencari pergaulan diluar keluarga,” katanya.

Untuk itu kata Aher, ketahanan keluarga perlu dibangun, ataupun diperbaiki dengan memasukan nilai- nilai keharmonisan. Pada anak usia remaja, orang tua dapat mendekati anak- anaknya dengan bertindak fleksibel seperti teman, sehingga keterbukaan antara kedua belah pihak akan hadir. Ketika satu sama lain saling mengerti maka penghormatan, dan rasa saling mebghargai antara anak dan orang tua pun muncul.

Dalam tatanannya keluarga dapat menyusun ulang visi keluarga sukses dunia akherat bersama sama membangun rumah di syurga. Karena bangunan keluarga bukan hanya unuk kehidupan duniawi tapi juga ukhrawi sekaligus. “Tentu yang terpenting untuk mengevaluasi pola komunikasi,” sambungnya.

Selain itu benteng pertahanan diri terhadap narkoba juga dapat dimulai dengan pendidikan agama sejak usia dini bagi anak. Pembinaan kehidupan rumah tangga yang harmonis, penuh dengan perhatian dan kasih sayang, untuk ketahanan keluarga. Menjalin komunikasi yang baik, antara orang tua dan anak.  Anak-anak diberikan pengetahuan sedini mungkin tentang narkoba, jenis, dan dampak negatifnya.

Terkait pendidikan agama, Aher menyatakan, seiring alih kelola SMK/ SMA oleh Provinsi, dirinya akan mengimbau setiap sekolah untuk membiasakan mengaji setengah jam sebelum jam pelajaran pertama dimulai.

Pada seminar tersebut juga dibacakan “Deklarasi Jihad Terhadap Narkoba”, yang dibacakan ormas-ormas Islam yang tergabung dalam Lembaga Persahabatan Ormas Islam (LPOI). Deklarasinya berbunyi:

“Kami Ormas-ormas Islam yang tergabung dalam Lembaga Persahabatan Ormas Islam (LPOI), mendeklarasikan Jihad terhadap narkoba demi kedaulatan bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI):

1. LPOI bertekad membersihkan narkoba dari seluruh sekolah-sekolahnya, mulai pesantren, sekolah dasar, sampai dengan perguruan tinggi.

2. Mendukung penuh Badan Narkotika Nasional (BNN) dalam rangka membasmi tuntas bandar dan pengedar narkoba di Indonesia.

3. Menuntut Pemerintah untuk memperkuat BNN melalui pembentukan Detasemen Khusus (Densus).

4. Mendesak kepada Presiden Republik Indonesia untuk tidak memberi pengampunan kepada terpidana bandar dan pengedar narkoba serta segera mengeksekusi terpidana mati.

5. Memerangi kejahatan narkoba termasuk pengkhianat Bangsa yang bekerjasama dengan kekuatan perusak dari dalam maupun luar negeri.”

Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Komjen Budi Waseso mengapresiasi deklarasi tersebut, “Deklarasi ini menambah kekuatan saya. Narkoba masalah besar bangsa kita. Setelah menjadi kepala BNN saya ngeri sendiri, saya tahu begitu dahsyatnya ancaman untuk keberlangsungan bangsa kita,” ungkap Budi.

 

Sementara Ketua Umum LPOI KH. Said Aqil Siroj bertekad bersama- sama dengan kepolisian, dirinya bersama seluruh ormas Islam anggota LPOI, siap memperkuat peran BNN mengatasi problem narkoba.

“Prihatin sudah, ngeri, merinding, campur khawatir, melihat peredaran narkoba. Seperti apa anak cucu kita nanti,” ungkapnya.

“Semua ormas Islam yang tergabung LPOI, berkewajiban berjuang, berusaha, berupaya mengatasi persoalan yang sangat berbahaya ini,” pungkasnya. (*/eas)

The post Aher, Budi Waseso dan Ormas Islam Siap Jihad Lawan Narkoba appeared first on BEKASIMEDIA.COM.



Sumber Suara Jakarta

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama