Pendidikan Politik Jelang Pilkada, “Cari Pemimpin Nan Cadiaknyo Lewat Dari Ngalau”

 

Payakumbuh,beritasumbar.com – Agar menjadi masyarakat yang sadar akan hak dan kewajiban sehingga dapat ikut serta dalam setiap proses pembangunan. Perlu adanya pendidikan politik agar terbentuknya kepribadian, kesadaran dan partisipasi masyarakat dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Jangan sampai masyarakat terjebak oleh politik dan kebohongan.

“Masyarakat yang kurang terdidik secara politik cenderung pasif sehingga mudah untuk dimobilisasi untuk kepentingan pribadi atau jabatan. Saatnya masyarakat untuk menyigi pemimpin yang nyata bukan karbitan,” kata Riza Falepi kepada beritasumbar.com,

Sebagai calon Walikota yang ikut berkompetisi pada Pilkada 2017 mendatang, dirinya berpandangan kondisi politik jelang pilkada pada saat ini melankolis. Pilkada ibarat sinetron, ajang untuk mempengaruhi orang untuk memilih pasangan calon (paslon) tertentu. Masing-masing memiliki peran yang dimainkan dengan sandiwara politik.

“Tidak dipungkiri peran itu sejalan dengan tugas yang diberikan oleh sang pengatur skenario atau ketua tim pemenangan. Berbagai peran dilakukan, ada marah, menyapa, peran terzhalimi dan peran pemberi hingga kesederahanaan. Semua peran seolah kelihatan benar. Dalam hal ini masyarakat perlu mempelajari agar tidak salah dalam memilih pemimpin,” ungkap Riza.

Menurutnya, pendidikan politik perlu diterapkan kepada seluruh lapisan masyarakat, sehingga masyarakat mampu untuk melihat track record atau rekam jejak calon pemimpin yang akan dipilih. Selain itu, catatan pengalaman dan prestasi calon hingga jenjang pendidikan yang jelas akan menunjukkan kepada pemilih kapasitas intelektual dan kepemimpinan. Riza memberikan contoh, Obama sebagai presiden Amerika lulusan Harvard University sebuah perguruan tinggi bergengsi dan terkenal. Rakyat akan paham dengan sosok ini memiliki kapasitas intelektual cukup untuk memimpin. Sarana networking atau kerjasama sudah jelas dilakukan kepada semua alumni yang memiliki posisi strategis di negara tersebut. Untuk Payakumbuh cerita orang di warung kopi “cari pemimpin nan cadiaknyo lewat dari Ngalau“.

“Masyarakat bisa menyigi paslon yang ada pada saat ini, mulai dari pendidikan, perguruan tinggi,  intelektual dan kepemimpinan. Jadikan kapasitas calon sebagai ukuran bagi masyarakat agar tidak salah memilih pada pilkada kali ini. Kita percaya pemilih di kota payakumbuh sudah sangat dewasa dan lebih rasional dalam memilih pemimpinya.  Masyarakat berkesempatan untuk memilih pemimpin yang punya jaringan akses nasional bukan lokal. Tinggal kita memberikan informasi yang benar dan tidak membohongi,” terang ayah tiga orang anak itu dengan gaya bicara khas nya.

Ia menambahkan, Politik sebagai sarana untuk mewujudkan kebaikan bersama bukan menjadi usaha untuk meraih kekuasaan dengan jalan memanipulasi. Jangan lagi ada pembohongan, tidak terlalu mentolerir paslon yang hanya mencari kerja untuk maju sebagai Walikota dan Wakil Walikota pada Pilkada.

“Masyarakat berhak dan memiliki pandangan untuk memilih paslon yang benar-benar bekerja untuk Payakumbuh. Memberikan pelayanan prima kepada masyarakat. Bisa saja terjadi kampanye yang menjatuhkan lawan, seolah menganggap diri paling suci serta ungkapan tidak masuk akal, mari kita tolak dan anggap sebagai pembohongan publik. Lakukan semua ini demi Payakumbuh yang lebih baik.” Demikian tutur calon incumben yang berpasangan dengan Erwin Yunaz itu menutup obrolan nya.

 

 

 

 



Sumber sumbar

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama