Yang Lagi Ramai di Bekasi: Gundul Berjamaah & Spanduk Salah Tanggal

Hari Rabu, 10 Juni 2016 kemarin saya ditelepon Radio RRI Jakarta ngajak on air pagi-pagi via sambungan telepon. RRI Jakarta menanyakan apa yang lagi ramai di Bekasi pekan ini.

Yang lagi ramai di Bekasi sih terutama awal Ramadhan seperti ini ya relatif sama dengan daerah lainnya di Indonesia, kalau sore banyak pedagang musiman bermunculan di pinggir jalan dan pasar-pasar ramadhan. Umumnya yang banyak dicari adalah gorengan, es buah dan teman-temannya. Di jalan-jalan juga pas menjelang waktu berbuka mulai banyak terlihat komunitas-komunitas yang berbagi sedekah membagikan takjil bagi pengendara sepeda motor atau mobil. Ini positif!

Kalau abis subuh banyak anak-anak yang jalan-jalan menyambut matahari terbit di ufuk timur. Entah sejak kapan tradisi jalan-jalan pagi ini dimulai. Namun tradisi ini memang bukan milik Bekasi semata, pemandangan seperti ini banyak terlihat di belahan nusantara lainnya.

Ada kalanya aktivitas jalan-jalan pagi ini menumbuhkan rasa, ada benih-benih cinta yang merebak antar pelakunya yang kebetulan muda-mudi. Namun adakalanya juga menghadirkan konflik hingga berujung tawuran. Nah, hal inilah yang menambah repot aparat TBC (Turn Back Crime) – polisi maksudnya.

Seperti yang terjadi di Bantargebang, 9 remaja harus ditangkap dan mendekam di penjara lantaran aksi tawuran. Kalau sudah seperti ini, coba siapa yang repot? Ibu mertua saya juga sempat membuat laporan, malam kemarin pas di masjid dan musholla sedang tarawih, eh anak-anak usia SD main tawur-tawuran menggunakan senjata sarung di jalan depan rumah. Nah, bapak ibu, ayo ajak lagi anak berbincang di rumah. Ajak ngobrol lah anaknya supaya betah dan dekat dengan orangtua. 

Kalau di pemerintahan daerah, yang lagi ramai, tepat sepekan sebelum ramadhan, duet pemimpin Kota Bekasi Rahmat Effendi – Ahmad Syaikhu tampil kompak dengan menggundul rambutnya. Tadinya saya pikir mereka berdua abis umrah bareng, ternyata bukan! Mereka berdua ternyata lagi senang bukan main karena Kota Bekasi untuk audit laporan keuangan tahun 2015 mendapatkan predikat Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dari BPK RI.

Konon Bang Pepen bikin nazar kalau Bekasi dapat WTP mau menggundul rambutnya. Hal ini diikuti pula oleh wakil walikota Ahmad Syaikhu. Lalu berlanjut sampai camat, lurah kepala dinas sampai anggota DPRD dari partai koalisi pemerintahan (Golkar-PKS) ada juga yang membabat habis rambutnya.

Ada yang mencibir prestasi meraih WTP ini tidak sebanding dengan pelayanan pemkot terhadap publik di lapangan. Pun demikian menurut saya prestasi ini patut diapresiasi, karena memang tidak gampang juga meraih predikat WTP. Buktinya Jakarta belum mampu meraih WTP dan hanya meraih WDP.

Tapi jangan berhenti di WTP lah. Lanjutkan perbaikan pelayanan dan akuntabilitas keuangan daerah serta jangan pas audit saja terlihat bagus, namun setelah itu kembali mundur ke belakang. Maju terus Bekasi lakukan perbaikan sesuai dengan cita-citamu.

Kembali soal ramadhan, sempat heboh menjadi viral di media sosial dan melambungkan lagi nama Bekasi atas adanya spanduk ucapan ramadhan yang salah tanggal. Harusnya “Selamat menjalankan ibadah puasa 1 Ramadhan” justru ditulis “Selamat menjalankan ibadah puasa 1 Syawal”. Di spanduk ini, tertera disana logo komunitas bikers yang bukan main, Harley Davidson Club Indonesia Cabang Bekasi.

Spanduk salah redaksional ini dipasang di jalan yang sangat utama, Jalan Ahmad Yani tepat di tangga penyeberangan depan Mall Metropolitan. Tempat yang rencananya akan dibangun landmark Kota Bekasi (bagaimana kabarnya?)

Di tahun-tahun sebelumnya, salah redaksional seperti ini pernah menimpa partai sebesar PDI Perjuangan. Dulu saya juga termasuk kalangan yang mentertawakan kesalahan seperti ini. Namun setelah hampir memiliki pengalaman serupa, saya urung menghujat spanduk HDCI itu.

Sehari sebelum sidang itsbat kementerian agama RI, saya ditugaskan ketua DKM musholla depan rumah untuk bikin spanduk ucapan ramadhan. Maka pergilah saya ke percetakan yang cukup besar di Kranji, gak begitu jauh dari Pos Polisi Bekasi Barat dan rumah makan Ayam Lepaas yang kini jadi legenda.

Di rumah makan itu, eh di percetakan itu saya minta dibuatkan desain hingga jadi spanduk. Desainernya langsung sigap. Dibantu sebatang rokok dan menggaungkan lagu dari band melayu, ia tancap gas membuat desain. Setelah jadi, untung saya cermati betul tulisan di spanduk itu. Ternyata ia salah menuliskan tahun hijriyah, harusnya tertulis 1437 dia tulis 1737.

Maka setelah kejadian itu, saya berasumsi hal seperti itu pula yang terjadi dengan spanduk HDCI. Kesalahan bukan terjadi pada si pemodal spanduk melainkan karena desainer percetakan yang mungkin lelah, mungkin juga capek atau kurang semangat karena gajinya masih dibawah UMK.

Kalau yang lagi ramai di negara serumpun, tetangga dekat, sekaligus saudara tua Kabupaten Bekasi di bulan Juni ini adalah persiapan menuju Pilkada 2017. Partai-partai dan tokoh pimpinan partai nampaknya lagi sibuk menjalin silaturahmi. Saling mengunjungi dan buka puasa bareng. Kekuatan-kekuatan itu makin dekat ke bentuk yang diinginkan. Utak-atik posisi dan meramu koalisi.

Demikian!
Selamat menjalankan ibadah puasa..
Semoga segala amal diterima, segala dosa diampuni.

Enjang Anwar Sanusi
bekasimedia.com

The post Yang Lagi Ramai di Bekasi: Gundul Berjamaah & Spanduk Salah Tanggal appeared first on BEKASIMEDIA.COM.



Sumber Suara Jakarta

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama