Pasar Baru Kranji, Lebih Tertata Namun Tetap Sisakan Masalah

Bekasimedia – Kotor, bau, becek, sesak, dan juga ramai. Pasti terbayang dalam benak Anda mendengar kata tersebut, ya itulah pasar tradisional, menjadi sebuah ciri khas. Tempat segala macam kebutuhan diperdagangkan di sana.

Dari tukang sayur, tukang ayam, penjual rempah-rempah hingga tukang bakso semua ada disana. Beradu mulut, suara saling sahut menjadi satu, tanpa adanya larangan suara terlalu keras. Justru mereka berlombah-lomba dengan suara lantangnya untuk menarik perhatian para pembeli. Bahkan bisa dibilang siapa yang paling keras suaranya maka pembeli akan datang padanya.

Beragam suku ada di sini, dari Sabang sampai Merauke, dari yang muda sampai tua bercampur aduk menjadi satu tanpa adanya rasa sungkan dalam diri mereka untuk keperluannya masing-masing, memperdagangkan barang-barang mereka.

Pukul 4 pagi suasana Pasar Baru Kranji sudah dipadati pembeli. Suara riuh mulai terdengar. Diluar maupun dalam sama saja, sulit untuk melangkahkan kaki karena rapatnya penjual, pembeli dan barang dagangan. Tawar menawar terdengar jelas, demi mendapatkan harga yang pas, para pembeli terus mecoba merayu pedagang agar mendapatkan harga  yang diinginkannya.

Dengan keadaan becek serta sampah berserakan tidak membuat para pembeli merasa takut akan kualitas barang dagangan yang akan dibelinya. Para pembeli tidak melihat keadaan suasana di pasar tapi melihat kualitas barang yang dilihatnya. “ya begitulah pasar tradisional, tidak akan pernah bersih total walapun ada orang yang bertugas menjadi bagian kebersihan,” kata Amir, petugas parkir di Pasar Kranji.

Ia juga bercerita tentang bagaimana suasana keadaan Pasar Kranji dulu hingga sekarang. “Pasar Kranji sekarang lebih mendingan dibandingkan dulu. Sekarang lebih tertata untuk para penjualnya, karena dibedakan tempat dari barang yang dijualnya, tidak asal saja. Kalau dulu kan bebas saja,” ucap Amir (42) sambil mengatur parkir motor.

Membandingkan kualitas pasar tradisional dengan pasar swalayan sebetulnya tidak jauh berbeda, hanya saja pasar tradisional tempatnya yang becek serta bau menjadi alasan penting bagi sebagian orang malas untuk berbelanja di pasar tradisional. Tapi untuk masalah kualitas tidak jauh berbeda dengan yang di perjualkan di pasar swalayan. Untuk itu, apabila pasar tradisional bisa menjaga kebersihan bukan tidak mungkin semua kalangan akan berbelanja di sana.

Charisma Sendy
Mahasiswi Politeknik Negeri Jakarta

The post Pasar Baru Kranji, Lebih Tertata Namun Tetap Sisakan Masalah appeared first on BEKASIMEDIA.COM.



Sumber Suara Jakarta

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama