Masyarakat Bantargebang Tuntut Kompensasi “Tukar Sampah dengan Pendidikan”

BEKASIMEDIA.COM- Pemerintah Provinsi DKI Jakarta selama ini memang telah memberi kompensasi berupa dana sebesar Rp 300 ribu untuk setiap Kepala Keluarga di empat kelurahan yang diberikan setiap tiga bulan. Uang tunai yang diterima setiap KK sebesar Rp. 200 ribu setiap tiga bulan karena dipotong untuk infrastruktur.

Direktur Pusat Pengkajian Persampahan Indonesia Sodiq Suhardianto yang pernah menjadi konsultan sampah Pemprov DKI Jakarta menuturkan bahwa awalnya dia mengusulkan kompensasi berbentuk dana community development berupa penyediaan air bersih, layanan pendidikan, dan kesehatan yang gratis. Namun, Pemprov DKI Jakarta lebih memilih cara gampang dengan memberi kompensasi tunai disebut ‘uang bau’ yang awalnya hanya Rp. 50 ribu per tiga bulan ketika pertama kali diberikan pada 2004.

Tentu saja kompensasi yang setara Rp 3.300 per hari itu, kata Sodiq tak sepantar dengan perubahan kehidupan warga kondisi lingkungannya semakin buruk, demi agar ibu kota Jakarta bisa tetap tampak cantik.

“Sebetulnya ini melecehkan. Buat beli air mineral saja tidak cukup,” tegas Sodiq sambil bercerita bahwa sebelum 1986 Bantargebang masih berupa persawahan yang asri. “Semua yang terjadi saat ini akibat kebijakan Pemprov DKI. Masyarakat Bantargebang berhak menolak bau dan pencemaran. Bantargebang tak boleh dilanjutkan. Jakarta sebagai ibu kota harus memakai teknologi pengelolaan sampah yang maju. Teknologi sanitary landfill sudah dilarang di Eropa.” katanya.

Karena itulah, dengan melihat adanya momen pergantian pimpinan ibu kota sejumlah elemen masyarakat sekitar TPST Bantargebang dalam beberapa pekan ini telah bergerak demi memperjuangkan perubahan kehidupan mereka yang lebih baik, meskipun tak memiliki hak pilih dalam pemilihan gubernur DKI Jakarta. Selain menyuarakan pengelolaan sampah Jakarta yang ramah lingkungan, masyarakat TPST Bantargebang juga menuntut adanya kompensasi yang lebih baik terutama di sektor pendidikan melalui gerakan “Tukar Sampah dengan Pendidikan.”

Agus Hadiprasetyo, Ketua Aliansi Masyarakat Peduli Pendidikan, menyebut bahwa Bantargebang jadi penting bagi siapa pun yang menjadi gubernur Jakarta karena apa pun yang tak terpakai di ibu kota akan berakhir di sini. Dia mengingatkan bahwa masyarakat tak ingin disamakan seperti sampah.

“Tapi dengan tidak memprioritaskan pendidikan di Bantargebang, sama saja Jakarta menganggap masyarakat Bantargebang seperti sampah,” kata Agus yang selama delapan tahun ini sudah aktif menjalankan pendidikan karakter bagi masyarakat sekitar Bantargebang, di antaranya melalui Komunitas Masyarakat Barudak Leutik. Kata dia, buat apa jalan bagus jika masyarakat penyakitan dan bodoh? “Hampir semua masyarakat Jakarta tak tahu dampak negatif sampah Bantargebang,” lanjutnya.

Sementara itu, Warsim Suryana, Lurah Cikiwul, mengakui bahwa dana pendidikan di Kota Bekasi memang tidak mencukupi. Tapi khusus untuk Bantargebang, kata Warsim, berharap ada kompensasi plus sehingga warga cerdas, tak hanya dicekoki kompensasi.

“Kami berharap akan ada suatu zona pendidikan. Sampah ditukar pendidikan mengingat sudah 30 tahun Bantargebang menerima sampah.  Berantakannya pengelolaan Bantargebang dan dampak yang ditimbulkan dari sampah kita semua bisa lihat sendiri.” lanjutnya.

Di lain pihak, Nanang Jamaluddin, Ketua Jaringan Anak Nusantara, mengaku sebetulnya bermimpi akan adanya sekolah berkualitas di Bantargebang. Namun, masih banyak masalah mendasar yang belum dibereskan di Bantargebang dengan masih banyaknya anak yang putus sekolah. Masyarakat Bantargebang berada di episentrum sumber penyakit, yaitu gunung sampah, juga membuat kehidupan yang tidak sehat sehingga tak tercipta lingkungan pendidikan yang mendukung.

“Masyarakat selama ini juga tidak pernah diajak bicara oleh pemerintah mengenai perpanjangan pembuangan sampah dari Jakarta,” kata Nanang. “Kita berharap Pak Anies Baswedan nanti bisa memutus kebijakan yang menistakan dan mengubahnya menjadi kebijakan yang memuliakan masyarakat Bantargebang.” tukasnya. (*/dns)

The post Masyarakat Bantargebang Tuntut Kompensasi “Tukar Sampah dengan Pendidikan” appeared first on BEKASIMEDIA.COM.



Sumber Suara Jakarta

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama