Rindu untukmu, Ayah

Kasih sayang pasti selalu diberikan oleh setiap orangtua. Tak hanya itu, mereka selalu melantunkan doa dan harapan yang terbaik untuk anak-anaknya. Air mata, keringat bahkan nyawa pun rela mereka pertaruhkan demi kebahagiaan keluarga dan buah hatinya. Walaupun harus berjuang mengarungi lautan.

Tak ada satu orang pun di dunia ini yang menginginkan kehilangan orangtua. Bersyukur dan berbahagialah jika kalian masih memiliki keluarga yang lengkap. Saya merasa beruntung karena masih memiliki keluarga yang utuh, tak merasakan sebuah kehilangan.

Dari jutaan anak di dunia, ada beberapa dari mereka menyepelakan peran orangtua dalam kehidupannya. Membantah dan menganggap angin lalu setiap kata yang diucapkan orangtua. Lupa dengan kewajiban sebagai anak yang harus berbakti kepada orang tua, termasuk saya. Entah bagaimana saya membalas jasa mereka?

Saya sangat beruntung, dilahirkan dan dibesarkan dari keluarga yang sederhana. Ayah dan Ibu mengajarkan kami selalu bersyukur di setiap keadaan.
Kekecewaan, masih sering saya hadiahkan kepada mereka berdua. Saya hanya mampu meneteskan air mata kesedihan. Tetapi saya berpikir, mungkinkah saya bisa memberikan kebahagiaan lewat nilai-nilai saya? Ya, saat ini, saya hanya bisa memberikan kebahagiaan melalui nilai di bidang pendidikan. Walaupun saya sering menyakiti hati keduanya, terutama ayah, dengan hal-hal yang disadari atau tidak disadari, tapi sejujurnya, saya sangat menyayanginya.

****

Effendi, nama yang selalu saya sebut dalam doa. Wajah yang selalu bersinar, selalu tampak muda dan tidak ada sedikit pun rambut yang berwarna putih menghiasi kepalanya, memberikan signal bahwa ia adalah seorang laki-laki kuat yang memiliki seribu alasan dilahirkan di dunia ini.
Membahagiakan keluarganya, adalah perjuangan sangat besar yang ingin ia capai. Mungkin, inilah salah satu alasan mengapa ia lahir di dunia ini. Sosok ayah yang rela mengorbankan waktu kebersamaannya dengan keluarga.
Jauh dari keluarga pun ia relakan untuk mencari nafkah. Badai dan ombak besar pun beliau terjang untuk tetap menjalankan tugas sebagai teknisi mesin kapal.

***

Bagi Ayah, manusia yang memiliki pendidikan tinggi tidak akan dipandang sebelah mata oleh orang lain. Menurutnya, pendidikan ialah nomor satu. Ia mendukung ketiga anaknya mencapai pendidikan setinggi mungkin.

Ayah tak pernah memaksa saya untuk mendapatkan juara kelas, tetapi saya selalu berusaha untuk mencapai semua yang diinginkannya. Ia berkata seperti itu karena tak ingin memberatkan saya dalam menjalankan pendidikan.
Dari dulu hingga sekarang, saya berusaha memberikan hasil yang terbaik.

“Alhamdulillah, ayah sangat senang mendengar nilai Kakak, semua beban ayah seketika hilang. Ayah bangga dengan kakak,” ujar Ayah. Air mata kebahagiaan pun menetes karena sudah membuat ayah senang meskipun hanya sebatas nilai.

Ayah tak pernah membentak saya, namun sikapnya yang sangat tegas dalam mendidik membuat saya seperti sekarang ini. Ia adalah sosok yang saya rindukan.
Seiring bertambahnya usia, saya paham dengan apa yang dilakukan ayah selama ini. Semuanya ia lakukan untuk kebaikan anak-anaknya. Beruntung, bahagia, dan bersyukur adalah ungkapan yang tepat saat ini karena memiliki ayah hebat sepertinya. Kebahagiaan mereka adalah kebahagiaan terbesar dalam hidup saya.
Akan tiba saatnya, orang tua saya mengistirahatkan dirinya di rumah dan menikmati hasil kerja keras dan bimbingan terhadap anak-anaknya selama ini.
Kutitipkan rindu ini untuk Ayah di sana.

Oleh: FENY SASMITHA (Mahasiswa Politeknik Negeri Jakarta)

Ilustrasi: pinterest

The post Rindu untukmu, Ayah appeared first on BEKASIMEDIA.COM.



Sumber Suara Jakarta

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama